Aksi 1812 di Jakarta
UPDATE Aksi 1812 di Jakarta : 3 Orang Sembunyi di Toko Swalayan saat Bentrok di Jalan Kebon Jahe
Beberapa orang massa bahkan menantang polisi saat sedang dihimbau untuk bubar.
Setiap angkot dan truk lewat, aparat langsung menyetop dan memeriksa penumpangnya.
Bahkan, aparat sampai harus kejar-kejaran dengan seorang anak yang kabur saat diminta turun dari truk.
Dari Ciputat Timur, 13 anak diamankan.
Sebelum dibawa ke Mapolres Tangsel, mereka menjalani rapid test, dan hasilnya semua non-reaktif.
"Di dalam menghadapi aksi 1812 yang dilaksanakan hari ini, Polres Tangerang Selatan atas perintah bapak Kapolda Metro Jaya melaksanakan upaya-upaya kepolisian," ujar Wakil Kapolres Tangsel, Kompol Stephanus Luckyto.
"Salah satunya adalah kita melaksanakan atau mendirikan pos-pos penyekatan sekaligus melaksanakan operasi kemanusiaan termasuk penegakan hukum atas pelanggaran kesehatan," imbuh dia.
Baca juga: Jasad Istri Dikubur Setengah setelah Dibunuh Suami Siri, Teman yang Membantu Ngaku Sering Dihantui
Luckyto beralasan akan sangat berbahaya jika sampai puluhan anak dan remaja berkumpul pada aksi 1812 dan tidak menerapkan protokol kesehatan.
Bukan tidak mungkinan dari kerumunan itu akan menimbulkan klaster penularan Covid-19.
"Kalau kumpul-kumpul dia di Jakarta kan otomatis membahayakan masyarakat lainnya kalau dia melanggar protokol kesehatan," ujarnya.
Luckyto memastikan, dari 65 orang yang 90% di antaranya anak-anak itu, seluruhnya sudah menjalani rapid test.
Lima di antaranya reaktif dan akan menjalani rapid test antigen.
Baca juga: Jika Ada yang Melawan, Tangkap, Angkut Naikkan Kendaraan, Polisi Mulai Bubarkan Aksi 1812
"Kami sampaikan dalam operasi kemanusiaan, kami melaksanakan upaya-upaya kesehatan khususnya di era covid-19 saat ini kami melaksanakan rapid test kepada 65 orang ini," ujarnya.
Mayoritas, simpatisan Rizieq Shihab yang diamankan berasal dari luar Tangsel.
"Khususnya dari Kota Depok, Bogor seperti Rumpin, Gunung Sindur, Kabupaten Tangerang seperti Jambe," ujarnya.
Luckyto memastikan, dari 65 orang itu tidak ada yang membawa senjata tajam.