Pilkada Muratara 2020

Unggul Dihitung Suara Sirekap KPU, Cawabup Muratara Gunduli Kepala dan Nyebur ke Sungai Rawas

Pasangan Devi Suhartoni ini juga menceburkan dirinya ke Sungai Rawas usai digunduli tukang cukur.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Tribun Sumsel / Rahmat Aizullah
Cawabup Muratara Inayatullah bersama timnya menggunduli kepala dan nyebur ke Sungai Rawas. Kegiatan ini dilakukan untuk membayar nazar atas keunggulan sementara di hitung suara Sirekap KPU, Jumat (11/12/2020) 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Calon Wakil Bupati (Cawabup) Musi Rawas Utara (Muratara) di Pilkada 2020, Inayatullah menggunduli kepalanya

Pasangan Devi Suhartoni ini juga menceburkan dirinya ke Sungai Rawas usai digunduli tukang cukur.

Dua kegiatan tersebut dilakukan Inayatullah di rumah orangtuanya di Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit.

Inayatullah bersama tim pemenangannya mengaku menggunduli kepala dan nyebur ke sungai untuk membayar nazar. 

"Kami ada nazar kalau menang kami akan cukur gundul dan nyebur ke sungai," kata Inayatullah kepada Tribunsumsel.com, Jumat (11/12/2020). 

Ia mengatakan saat ini pasangan calon (paslon) nomor 01 Devi-Inayatullah mendapat suara terbanyak mengungguli dua paslon lainnya. 

Baca juga: Ada Saling Klaim Kemenangan di Pilkada Muratara 2020, Ini Update Sirekap KPU, Devi Masih Unggul

Itu diketahui baik dari hasil hitung cepat suara yang dilakukan timnya maupun hitung suara Sirekap KPU hingga hari ini.

"Sampai hari ini Sirekap KPU masih kita yang memimpin, kemudian hitung cepat internal kami sudah seratus persen, kami unggul," kata Inayatullah. 

Ia menambahkan, menggunduli kepala dan nyebur ke sungai merupakan bentuk rasa syukur dan kegembiraan bersama timnya.

"Ini syukuran biasa, bukan berarti euforia, dalam pesta demokrasi ini kita memang harus riang gembira," katanya.

Baca juga: Ketua Bawaslu Muratara : Tidak Ada TPS Berpotensi Gelar Pemungutan Suara Ulang

Ustad kondang asli Muara Rupit ini mengungkapkan, menggunduli kepala dan nyebur ke sungai memiliki filosofi yang baik.

"Filosofinya bahwa setelah nyebur ke sungai, badan kita menjadi dingin dan segar, begitu juga kondisi daerah kita setelah Pilkada," ujarnya. 

Apalagi kata Inayatullah, selama tahapan Pilkada banyak gesekan karena perbedaan dukungan yang mengakibatkan suasana sedikit panas.

"Jadi dengan nyebur ke sungai kita kembali dingin, bersatu dan bersaudara, beda pilihan itu hal yang biasa."

"Pilkada telah usai, tinggal kita menunggu hasil resmi dari KPU, inilah demokrasi, nilai persaudaraan dan persatuan kita tidak boleh pecah," tuturnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved