FPI Akhirnya Akui Voice Note yang Beredar Milik Laskar FPI, Beberapa Istilah Disebut di Rekaman
Munarman menegaskan, para penguntit tak mengenakan seragam polisi serta mobil polisi.
TRIBUNSUMSEL.COM - Beredar voice note yang diduga laskar Front Pembela Islam (FPI) di grup WhatsApp.
Akhirnya FPI buka suara terkait viralnya rekaman tersebut.
Sekretaris Umum Front Pembela Islam Munarman, Selasa (8/12/2020), membenarkan bahwa rekaman itu merupakan suara percakapan para anggota laskar FPI.
Menurut dia, percakapan itu adalah saat para laskar mengawal rombongan Rizieq pada Senin dini hari kemarin.
Soal perintah untuk menabrak mobil penguntit, Munarman menilai bahwa hal itu merupakan respons wajar karena keberadaan penguntit dianggap membahayakan nyawa Rizieq Shihab.
Anggota laskar berupaya menjauhkan para penguntit dari iring-iringan kendaraan Rizieq.
"Tentu saja sebagai tim pengawal dan pengaman, respons dari tim adalah mengamankan rombongan IB HRS (Rizieq) dan keluarga dari pihak yang menggangu tersebut, dengan cara menjauhkan mobil para pengganggu agar tidak masuk kedalam rombongan keluarga IB HRS dan tidak melakukan manuver mepet ke mobil rombongan keluarga IB HRS," katanya.
Baca juga: Komnas HAM dan FPI Bertemu, Inilah Hasil Pertemuannya Terkait Tewasnya 6 Orang di Tol Cikampek
Baca juga: Siapapun yang Menghalangi Masyarakat Melaksanakan Hak Pilih, Maka akan Kita Tindak Tegas
Munarman menegaskan, para penguntit tak mengenakan seragam polisi serta mobil polisi.
Mereka juga tak menunjukkan identitas atau pun lencana polisi.
Munarman menyebutkan, para penguntit itu justru memepet mobil rombongan Rizieq.
Hal itu, kata dia, membahayakan keselamatan Rizieq dan keluarganya.
Saat ditanya, apakah dalam upaya menjauhkan mobil penguntit itu memang ada penabrakan yang dilakukan laskar FPI, Munarman belum menjawab pesan singkat dari Kompas.com hingga berita ini dilaporkan.
Munarman mengaku kehilangan kontak dengan satu mobil yang berisi enam laskar FPI setelah mereka berhadapan dengan penguntit di Tol Jakarta-Cikampek.
Dia baru mengetahui bahwa enam tersebut tewas ditembak mati polisi berdasarkan konferensi pers Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, Senin siang kemarin.
"Ketika Kapolda Metro Jaya melakukan konferensi pers dan memberikan informasi bahwa enam laskar tersebut ditembak mati, barulah kami mengetahui kondisi keenam orang laskar yang ada dalam mobil," ujar Munarman.