Wisata dan Kuliner
Melihat Lebih Dekat Tanjung Senai Indralaya, Akan Dijadikan Pusat Wisata oleh Putra Wagub Sumsel
Tanjung Senai sendiri sebenarnya sangat dikenal masyarakat di Sumsel, khususnya di Ogan Ilir dan sekitarnya
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNUMSEL.COM, PALEMBANG-Pariwisata Ogan Ilir bisa dibilang tak sementereng pariwisata di daerah lain, setidaknya di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Pagaralam ada Gunung Dempo, Lahat ada Bukit Serelo dan Sungai Lematang-nya, OKU dan OKU Selatan ada wisata Situs Gua Harimau dan Danau Ranau.
Namun di Ogan Ilir, pariwisata khususnya wisata alam belum ada yang jadi andalan dan disebut belum dapat bersaing dengan daerah lain.
Hal itu diungkap pasangan calon bupati dan wakil bupati Ogan Ilir nomor urut 2, Panca Wijaya Akbar-Ardani.
Meski demikian, objek wisata yang berpeluang menjadi pusat wisata di Ogan Ilir adalah Tanjung Senai.
"Salah satu objek wisata yang akan terus dikembangkan yakni Tanjung Senai di Indralaya yang akan dipoles dan terus dikembangkan menjadi pusat wisata di Ogan Ilir," kata Panca pada debat publik perdana Pilkada Ogan Ilir di Palembang pada 12 November lalu.
Putra Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya ini mengatakan, jika terpilih menjadi bupati Ogan Ilir, ia bertekad menata kawasan wisata yang terkenal dengan ikon Jembatan Pesona itu.
"Kami ingin memberikan fasilitas bagi warga agar Tanjung Senai lebih tertata. Mulai dari pedagang, pengunjung, dapat menikmati pesona Tanjung Senai," kata Panca.

Menurutnya, pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata RI dalam pengembangan pariwisata di Ogan Ilir, termasuk kawasan Tanjung Senai.
"Wisata kuliner saat ini adalah yang paling realistis, sangat diminati masyarakat. Orang dari Jakarta bukan hanya menikmati makanan, namun bisa tahu juga cara membuat kemplang, pempek dan pindang misalnya. Ini yang akan kami tampilkan di kawasan wisata Tanjung Senai," ujar Panca.
Tanjung Senai sendiri sebenarnya sangat dikenal masyarakat di Sumsel, khususnya di Ogan Ilir dan sekitarnya.
Hamparan telaga dan rawa yang luas dibelah oleh satu ruas jalan beton sepanjang 500 meter yang menghubungkan antara Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Pemda Ogan Ilir ke Jembatan Pesona, menjadi objek wisata murah-meriah bagi warga.
Tanpa dipungut biaya masuk, warga cukup mengeluarkan biaya untuk membeli jajanan di kawasan Tanjung Senai.
Keinginan Panca ingin menata kawasan ini menjadi pusat wisata yang menawarkan wisata kuliner, cukup beralasan.
Karena memang banyak yang berjualan makanan di Tanjung Senai.
Jajanan seperti pempek panggang, bakso bakar, bakso, mi ayam, siomay, batagor, es oyen dan sebagainya, ditawarkan oleh pedagang kepada warga yang menikmati pemandangan alam berupa hamparan rawa.
Sambil melihat pemandangan hamparan telaga atau sambil memancing, warga dapat menyantap jajanan yang mereka beli.
Jika hari sedang cerah, warga juga dapat menyaksikan matahari terbenam dengan latar depan Jembatan Pesona. Ciamik!
Namun sayangnya, kawasan Tanjung Senai kurang terawat karena banyaknya sampah plastik berserakan.
Sampah-sampah tersebut bekas jajanan dibuang sembarangan.
Selain karena tak disediakan kotak sampah, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih rendah.
Amsori, seorang penjual cilok di kawasan wisata Tanjung Senai mengaku kerap ditegur oleh petugas Dinas Kebersihan karena sampah plastik berserakan di sekitar tempat ia berjualan.
"Sering ditegur petugas kalau lewat sini. Makanya saya kadang pungut sendiri sampah palstik orang yang beli dagangan saya," kata Amsori saat dibincangi TribunSumsel.com, Senin (16/11/2020).
Amsori bukannya tak risih dengan banyaknya sampah berserakan.
Ia mengaku kerap mengingatkan warga agar menjaga kebersihan, namun upayanya itu tak berhasil.
"Semenjak ditegur petugas, saya juga ingatkan ke yang lain. Sampah jangan buang sembarangan," ungkap Amsori.
Mengenai wacana penataan wisata Tanjung Senai, pria 45 tahun warga Sakatiga ini mengaku mendukung sepenuhnya.
"Kalau saya nurut saja. Yang penting jangan sampai kami pedagang kecil ini digusur, karena cari uang ya di sini. Kadang kendaraan pelat mobil Jakarta mau ke Palembang lewat sini, mampir beli cilok. Kalau ditata betulan, saya senang malahan karena makin bagus," kata dia.