Tambang Ilegal Muaraenim Tewaskan 11 Orang, Pengamat : Warga Hanya Pegawai, Cukong dari Luar
Kebijakan itu dinilai bukan solusi jangka panjang karena nyatanya keberadaan tambang ilegal merupakan sumber pencarian warga sekitar.
Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: M. Syah Beni
Mulai dari penambang, pengepul, hingga konsumen yang memanfaatkan hasil dari penambangan ilegal itu.
Termasuk transportasi yang digunakan untuk mengakut hasil tambang dari lokasi kepada konsumen.
Seperti yang dilakukan pemprov Lampung yang menolak menyebrangkan kendaraan pengangkut batubara.
"Bagaimana caranya masyarakat bisa menolak lahan mereka digunakan tambang liar, kita sudah sempat memblokir transportasi mereka yang selama ini mengarah ke lampung. Tapi sepertinya pola distribusi kini sudah berubah," katanya
Tambang Ilegal Sumber kehidupan
Keberadaan tambang ilegal yang tersebar di kawasan Muaraenim telah menjadi sumber penghidupan banyak warga.
Mereka melakukan penambangan untuk mendapat penghasilan sehari-hari.
"Penambangan itu kini sudah jadi sumber penghasilan banyak warga, penyetopan ini jelas akan berdampak pada ekonomi mereka," kata seorang sumber yang namanya enggan dikutip kepada Tribunsumsel.com
Dilanjutkannya, tak hanya kaum pria yang mencari rezeki di kawasan tambang, para wanita juga turut dalam kegiatan itu.
Para suami menjadi buruh untuk mengikis batubara sementara para istri mereka membungkusnya dalam karung.
"Mereka pulang menjelang malam secara berkelompok. Tak hanya suami tapi juga istri mereka. Mereka mencari nafkah disana, suami jadi penambang kemudian kaum istri yang membungkus kedalam karung," katanya
Keberadaan tambang nyatanya telah banyak berpengaruh pada penghasilan warga.
Aksi tindak kriminalitas yang mulanya marak pun menghilang karena semua mendapat penghasilan dari tambang.