Tambang Batubara Ilegal Muaraenim

Curhat Pekerja Selamat dari Tambang Longsor, Jadi Tersangka, Terpikir Anak dan Istri di Kampung

Ia bersama dua orang rekannya tersebut nekat merantau ke Muaraenim karena adanya himpitan ekonomi

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Ika Anggraeni
Bambang Bin Sinjani (38 tahun), warga Sumber Agung, Kecamatan Kepoh Baru, Kabupaten Bojonegoro, merupakan satu dari tiga pekerja tambang ilegal yang selamat dalam tregedi longsor, Jumat(21/10/2020). 

"Saya sudah pasrah, dan tidak bisa berbuat apa-apa, rasanya kami terkena buah simalakama, kami cuma numpang cari duit, tapi kami benar-benar tidak tahu kalau itu melanggar dan dilarang,"

"Yang saya pikirkan saat ini cuma anak dan istri saya, kasian mereka, mereka bergantung pada saya namun disini kami ditangkap polisi,"jelasnya.

Iapun berharap agar ada kebijakan dan pertimbangan dari aparat hukum untuk ia dan rekan-rekannya yang lain.

"Kami cuma orang kecil yang cuma numpang untuk mencari nafkah untuk keluarga, kami benar-benar tidak tahu, kami berharap kami bisa dibebaskan dan bisa kembali bertemu keluarga kami, kami sudah pasrah sekarang dengan nasib kami,"harapnya.

Melihat Lokasi Tambang

Tribunsumsel menerjukan tim ke lokasi tambang. Hasil pantauan, kubangan raksasa di Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muaraenim seakan menjadi kuburan masal belasan orang penambang batubara ilegal.

Sebelas orang meninggal di lokasi, sementara tiga orang selamat dari maut karena berhasil melarikan diri sebelum tebing kerukan tanah setinggi delapan meter yang menjadi mereka mengikis batubara runtuh.

Lokasi penambangan berada sekitar tiga kilometer jalan lintas tengah. Akses jalan menuju lokasi melalui akses sebuah perusahaan pembangkit.

Kemudian dilanjutkan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua.

Penambangan ilegal itu bukan berada di lahan kosong, lokasi itu mulanya adalah kebun sawit disekitarnya.

Umur pohon sawit itu cukup tua terlihat dari besarnya batang yang melebihi diameter tiang listrik.

Tak hanya ada satu kubangan raksasa, di kawasan tempat kejadian peristiwa memilukan itu ada belasan kubangan lain.

Sebagian nampak masih beroprasi karena terlihat tumpukan karung berisi " emas hitam " itu.

Kubangan raksasa itu nampak tidak semua dikerjakan manual oleh tangan manusia. Guratan "kuku" alat berat terlihat di dinding kubangan. Tanah kerukan pun menggunung di sisi kubangan.

Longsoran yang menimpa para korban nampaknya bukan yang pertama. Di sejumlah kubangan lain terlihat kerangka penopang lorong yang terbuat dari kayu. Kerangka itu yang kemungkinan menopang tanah bagian atas lorong.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved