I Gede Swadaya Preman Sakti di Kuta, Hidayah 'Dengar Adzan' Jadi Awal Hijrah, Kini Jadi Peruqyah
Taubat dan hijrah merupakan sebuah anugrah yang diterima preman sakti kebal bacok di Bali.Bagaimana tidak, tak hanya jadi sakti hingga kebal bacok,
Hingga suatu ketika, ia datang saat Yusuf persiapan salat.
Dengan cueknya, Khoiruddin membuka miras red label, duduk lalu diminumnya sampai teler.
Sementara, Yusuf asyik meriung dengan Tuhannya dalam sembahyang yang khusyuk.
"Dalam kondisi mabuk, saya mendengar lantunan bismillahirrohmanirrohim, hati saya kok tergetar bahagia. Apa ini? Kok hati saya ceesssss. Padahal mabuk," ujarnya.
Hingga pada 1999 akhir, suatu malam ia mengendarai RX King kesayangannya ke Klungkung. Dalam kondisi teler, ia kecelakaan di Kali Unda, pukul 21.00 WITA. Tak seorang pun tahu bahwa ia kecelakaan.
Badannya tertindih motor di bibir jurang Kali Unda sekira 10 meter dalamnya.
"Saya dibangunkan azan subuh. Reflek, saya mengucap astaghfirulloh. Padahal gak ngerti artinya hahahahaha," runtut ia bercerita.
Sejenak kemudian, ia terus berucap astaghfirulloh sembari mengangkat motor yang menindihnya. Entah kekuatan darimana, ia berhasil menyingkirkan motor yang menindihnya tersebut, lalu berangkat pulang ke kontrakannya.
Ketemulah dengan Yusuf yang saat itu usai menjalankan salat subuh. Kalimat pertama yang meluncur dari mulutnya adalah, ISLAM.
"Ustad, saya mau masuk islam," ujarnya.
Yusuf pun kaget, dan mengiranya kesurupan.
"Kamu kenapa? Kesurupan?" tanya Yusuf.
'Tidak, saya serius. Saya sangaaaaaat serius," balas Khoiruddin.
Keduanya lalu berdiskusi serius. Yusuf mengatakan, agar Khoiruddin untuk mengikuti kata hatinya. Lalu, menyelami Islam dulu agar tidak kecewa.
"Dia bilang, mengislamkan kamu itu gampang, tetapi mengislamkan hatimu itu yang paling utama. Dia bilang seperti itu. Mulailah saya belajar wudhu, belajar salat, tetapi belum Islam. Masih mabuk hahahahahaha,” ujarnya.
Sekejap kemudian, ia menunduk.