Update Terbaru Kasus Gilang Bungkus, Begini Pengakuan Ibu dan Kakaknya Disidang Etik di Unair
Keluarga Gilang, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang diduga menjadi pelaku fetish kain jarik menyesalkan sikap anaknya.
Koentjoro menilai hal ini sebagai strategi menyerang.
"Kalau yang kemudian dibuat takut, itu bahasa sepakbolanya adalah model Italia. Menyerang itu adalah bagian dari pertahanan," jelas psikolog tersebut.
Tidak hanya itu, dalam percakapan di media sosial yang diunggah korban tampak Gilang memarahi korban dengan alasan tidak sopan.
"Karena itu dia sering-sering marah seperti itu agar orang tidak tanya kepada dia," kata Koentjoro.
"Sehingga itulah terbentuk yang dia lakukan," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit ke-3.00:
15 korban melapor
Sebanyak 15 korban pelecehan fetish kain jarik yang dilakukan G alias Gilang Bungkus melapor ke Universitas Airlangga, Surabaya.
Laporan ini menyusul dibukanya layanan help center atau hotline khusus bagi para korban Gilang Bungkus sejak Kamis, (30/7/2020).
Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo mengungkapkan, 15 aduan itu diterima secara daring.
"Tetapi agak sumir karena 15 orang yang melapor melalui daring tidak menyebutkan siapa namanya. Mereka hanya menyebut bahwa pernah dihubungi dengan cara seperti ini. Kalimatnya mengajak dengan alasan riset tapi korban menolak," ujar Suko.
Suko meminta siapapun yang merasa menjadi korban Gilang segera menghubungi help center yakni melalui helpcenter.airlangga@gmail.com atau menghubungi via nomor telepon 081615507016.
"Di help center tersebut nanti para korban akan didampingi psikolog untuk membantu menyelesaikan persoalan itu," katanya.
Dengan banyaknya korban yang melapor ke help center tersebut, lanjut Suko, diharapkan pelecehan seksual fetish itu cepat selesai agar tidak meninggalkan trauma di masyarakat.
"Kami juga koordinasi dengan Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya untuk bersama menangani kasus ini. Namun sejauh ini belum ada yang laporan ke polisi," ucapnya.
Sementara itu, nasib study Gilang akhirnya mendapat penegasan dari Unair.
Gilang yang kini masuk semester 10 Fakultas Ilmu Budaya Unair ini telah dijatuhi sanksi berupa skorsing sementara.
Suko Widodo mengungkapkan, sanksi tersebut bersifat sementara karena masih dilakukan pengumpulan bukti lebih lanjut.

Sebelumnya Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, Prof. Diah Ariani Arimbi mengaku sudah menghubungi pelaku (mahasiswa yang bersangkutan) untuk mengonfirmasi hal ini, namun belum bisa dihubungi.
Pihaknya juga sudah menghubungi orangtua terduga pelaku, tetapi belum bisa terhubung.
Diah memastikan tidak akan melindungi siapapun sivitas akademika yang melakukan pelanggaran etika berperilaku di kampus apalagi pelanggaran pidana.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unair: Keluarga Terduga Pelaku Fetish Kain Jarik Menyesalkan Perbuatan Anaknya"
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul KABAR TERBARU Kasus Gilang Bungkus, Ibu & Kakaknya Disidang Etik di Unair, ini Pengakuannya, https://makassar.tribunnews.com/2020/08/05/kabar-terbaru-kasus-gilang-bungkus-ibu-kakaknya-disidang-etik-di-unair-ini-pengakuannya?page=all.
Editor: Ilham Arsyam