Update Terbaru Kasus Gilang Bungkus, Begini Pengakuan Ibu dan Kakaknya Disidang Etik di Unair
Keluarga Gilang, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang diduga menjadi pelaku fetish kain jarik menyesalkan sikap anaknya.
Ia memastikan, FIB Unair berkomitmen menyelesaikan persoalan ini secara akademis.
"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan ini sebaik-baiknya. Tentu saja kami adalah domain akademik, kalau domain pidana itu urusannya penegak hukum," ujar dia.
Kasus Gilang yang diduga melecehkan korbannya dengan bungkus kain jarik melilit badan itu diketahui setelah salah satu korban mengungkapnya ke publik.
Salah satu korban membuat utas di media sosial Twitter pada Kamis (30/7/2020).
Dalam utas itu, ia mengaku menjadi korban dari seorang mahasiswa semester 10 yang berkuliah di Universitas Airlangga.
Unair Harus Hati-hati
Universitas Airlangga diingatkan untuk berhati-hati dalam menangani kasus penyimpangan seksual yang dilakukan Gilang 'Bungkus', mahasiswanya.
Hal ini beralasan karena Gilang tergolong masih muda dan masa depannya masih panjang.
Menurut pakar psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Koentjoro, hendaknya Gilang diberikan hukuman sepantasnya dan jangan sampai membunuh masa depan yang bersangkutan.
"Bagaimana pun juga manusia punya masa lalu. Orang boleh bersalah. Orang tempatnya salah dan khilaf.
Yang penting dia bisa belajar dari masa lalu," kata Prof Koentjoro dilansir dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (2/8/2020).
Prof Koentjoro memastikan kasus Gilang ini memang bisa dibawa ke ranah hukum.
Alasannya, yang dilakukan adalah sebuah penyimpangan, bukan kelainan.
Dari penyimpangan itu dia melakukan strategi-strategi yang melenceng.
"Dan ada pihak yang merasa dirugikan," tegasnya.
Koentjoro juga menganalisis alasan Gilang Bungkus melakukan fetish kain jarik kepada para korbannya.