Berita Lubuklinggau
Sekolah di Lubuklinggau Masih Terapkan Daring pada 13 Juli, 4 SD Masih Terkendala Sinyal
"Masuk sekolah tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli ini masih sebatas teori. Tapi masalah kesiapan dikembalikan lagi ke sekolah masing-masing," ungk
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Weni Wahyuny
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengumumkan tahun ajaran baru dan masuk sekolah di kota ini resmi tanggal 13 Juli mendatang.
Kadisdikbud Kota Lubuklinggau, Tamri mengatakan, meskipun sudah masuk karena masih dalam situasi Covid -19 aktivitas belajar mengajar ke depan akan menggunakan sistem dalam jaringan (Daring).
"Masuk sekolah tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli ini masih sebatas teori. Tapi masalah kesiapan dikembalikan lagi ke sekolah masing-masing," ungkap Tamri pada Tribunsumsel.com, Jumat (3/7/2020).
• 14 Kecamatan di Palembang Alami Peningkatan Positif Covid-19, Ilir Timur (IT) II Bertambah 7 Kasus
Ia menjelaskan, khusus untuk Sekolah menengah Pertama (SMP) berdasarkan hasil pantauan di lapangan semuanya sudah siap mulai dari sarana dan prasarana di masing-masing sekolah.
"Masing-masing sekolah sudah memadai, karena rata-rata sudah ada laptop, kemudian untuk siswanya rata-rata sudah punya hanphone (Hp). Untuk yang tidak punya Hp bisa belajar bersama dengan teman-temanya," terangnya.
Sementara lanjutnya, untuk Sekolah Dasar (SD) juga demikian.
Namun berdasarkan pendataan di lapangan kurang lebih ada empat SD di kota ini dipastikan belum bisa menerapkan sistem daring karena berada di pinggiran kota.
"Empat sekolah ini berada di daerah Ulu Malus, tapi siswanya sedikit. Kendala ini juga sudah kita antisipasi, rencananya siswa akan datang menemui guru atau gurunya nanti akan datang ke rumah siswa langsung," paparnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan jika masing-masing sekolah boleh mengadakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Namun untuk teknisnya kembali diserahkan ke sekolah masing-masing.
"Silahkan mereka yang atur, atau bisa dibuat bergiliran atau sebagian dulu, misalnya siswanya 80 orang dibagi dua bergantian pagi dan sore.
Nanti merekalah yang atur," ujarnya. (Joy)