Korban Salah Tangkap

Anaknya Dituduh Begal dan Jadi Bulan-bulanan Oknum Ojol di Palembang, Sang Ayah Minta Keadilan

Anaknya Dituduh Begal dan Jadi Bulan-bulanan Oknum Ojol di Palembang, Sang Ayah Minta Keadilan

Tribunsumsel
Pihak keluarga menuntut keadilan atas kejadian dugaan salah tangkap yang dialami Rensa Saputra (22). Rensa bersama orang tuanya saat ditemui dikediamannya di Jalan Tanjung Sari 1 RT 30 Kelurahan Bukit Sangkal Palembang, Senin (11/5/2020). 

Melihat kejadian itu, Ferdi bersama beberapa warga langsung berusaha membela Rensa.

Namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Sang anak tetap diduga sebagai pelaku begal dan mendapat bogem mentah dari beberapa oknum aparat kepolisian dan oknum ojol di lokasi kejadian.

Kata Fredi, saat kejadian itu, tak jauh dari halaman rumahnya memang terpakir sepeda motor yang diduga dikendarai oleh pelaku begal yang sedari awal menjadi target pengejaran.

Ia mengatakan, segerombol aparat kepolisian dan beberapa ojek online (ojol) yang mengejar pengendara motor tersebut.

Namun Fredi dan warga sekitar tidak mengetahui siapa pemilik motor tersebut.

Diduga pemilik motor itu lari dan meninggalkan barang bukti begitu saja disana.

"Termasuk dengan sajam yang sempat dituduhkan punya anak saya dan temannya. Kami tegaskan itu bukan punya dia. Entahlah, kami tidak tahu itu punya siapa," ujarnya.

Atas kejadian itu, Fredi mengaku sangat tidak terima atas perlakuan tak menyenangkan yang dialami anaknya.

Selain merasa kecewa, pihak keluarga juga kini tengah bingung dengan biaya pengobatan yang semestinya dijalani Rensa.

"Luka di kepalanya itu harus dijahit. Tapi karena terkendala biaya, jadi cuma kami bisa obati seadanya saja. Saya cuma pensiunan dan sekarang lagi zaman susah karena Corona. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Fredi dan istrinya, saat ini telah membuat laporan atas dugaan salah tangkap yang dialami Rensa ke Mapolda Sumsel.

"Laporan saya sudah ada tanggapan dari pihak sana. Hanya saja karena ada beberapa berkas yang harus dilengkapi, jadi nanti kami mesti kesana lagi untuk melengkapi bukti laporan," ujarnya.

"Tapi yang jelas, saya tidak terima dengan kejadian itu. Sampai kemanapun, saya akan tetap mencari keadilan untuk anak saya," tegasnya. 

Kekesalan Fredi semakin memuncak manakala mengetahui sang anak justru pulang ke rumah dengan berjalan kaki dan bukan diantarkan sampai ke rumah.

Fredi menuturkan, berdasarkan pengakuan Rensa, ia diturunkan di tengah jalan setelah dilepaskan dari kantor polisi.

"Berapa kilo jarak anak saya jalan kaki. Mereka seperti melepaskan anak ayam. Saya sangat tidak terima dengan perbuatan itu," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved