Kisah Wong Palembang 23 Tahun Tinggal di Pelissanne, Ceritakan Kondisi Prancis yang Kini Di-lockdown

Banyak kisah sedih akibat Covid-19 ini. Tourist orang Cina laki laki berumur 80 tahun meninggal dunia karena co vid-19 setelah dirawat di ruang ICU du

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Weni Wahyuny
dokumen pribadi Evi Yuliza Battin
Evi Yuliza Battin dan suami 

Semoga Covid-19 ini cepat berlalu.

Banyak kisah sedih akibat Covid-19 ini. Tourist orang Cina laki laki berumur 80 tahun meninggal dunia karena co vid-19 setelah dirawat di ruang ICU du RS Biscat.

Tanggal 26 Februari 2020 Menteri Kesehatan mengumumkan 1 orang Prancis meninggal dunia di Paris.

Dia guru SMP. Tanggal 5 Maret 2 orang lagi yang meninggal dunia, daerah kota Le Val-Doise dekat Paris. Kami berdua langsung membeli gloves Dan masker.

Karena teman dari rumah juga sudah memberi beberapa lembar.

Tanggal 13 Maret malam President Pidato menyarankan seluruh di lockdown mulai tanggal 14 Maret pukul 1 12.00. Tanggal 9 Maret total keseluruhan yang meninggal dunia di Prancis adalah 21 orang. Yang positive covid-19 sebanyak 1191 orang.

Tanggal 15 Maret pagi semua total di lockdown. Sekolah, universitas tutup. Seluruh restaurant, bar, cinémas, club sports. Yang masih dibuka supermarket supermarket juga toko buah/sayur fresh. Juga toko toko jual Tabac, Press, Jual lottery Togel. Di lock down karena sudah Stade 3.

Total orang yang meninggal dunia sebanyak : 127 orang. Dan sudah positive covid-19 sebanyak 5.423 Orang. Tanggal 22 Maret seorang dokter meninggal dunia. Umur 67 tahun pensiun an orthopédie. Dipekerjakan di urgence . Tanggal 3 April total yang meninggal dunia sebanyak 6.507 orang. Tanggal 4 April yang meninggalsebanyak 7560 orang. Tanggal 6 april menjadi 8078. Dari jumlah tersebut ada 289 orang meninggal dunia di panti panti jompo (Ehpad) dan 5889 di RS.

Tanggal 14 April yang meninggal dunia sebanyak 15.729 orang. Kritis di ICU sebanyak 6730. Dari jumlah yang meninggal dunia di atas, yang meninggal di RS 10129, Ehpad 5600 orang. Yang sudah sembuh pulang kerumah dari awa outbreak sebanyak 28.805 orang. Yang di opname sebanyak 32 292 orang.
Dari kematian diatas Ada 10 daerah yang angka kematian terbesar.

Daerah tempatku tinggal sangat strategis. Mau ke Rumah sakit hanya 10 km dari tempat kita. Ada 3 apotik hanya jalan kaki 5 minutes. Ada 2 supermarket, 1 toko sayur buah fresh. Ada beberapa dokter spesialis, juga ada dua laboratorium. Semua jalan kaki dari rumahku.

Ada CCTV diluar disetiap Loring juga jalanan. Kita parkir dijalanan juga Aman.
Keuntungan tinggal di Village kita banyak mengenal tetangga. Biasanya orang orang asing sukanya tinggal di Village dibandingkan pusat kota. Karena mereka Mereka memang sudah kulturnya suka menyendiri.

Makanya harga rumah atau appartement lebih mahal tinggal di pinggiran dibandingkan pusat kota. Contohnya di daerahku harga appartement untuk hidup satu orang yang luas bangunan hanya 38m2 hanya 1 kamar harganya 1,8 M Rupiah. Yang lainnya, kita Balik kembali mengenai Covid-19. Kenapa sangat banyak yang meninggal dunia di Perancis?

Mereka bisa dihitung yang memakai masker dan sarung tangan. Masih keluar rumah alasan jogging tapi dengan teman-temannya. Karena orang Perancis tidak disiplin. Hanya para kasir yang diwajibkan para masker. Sejak di lockdown kita di kenakan denda jika keluar rumah tanpa alasan.

Mereka juga tidak menjaga jarak minimum 1 meter. Denda ke 1 sebanyak 135 Euros atau sekitar Rp 2,1 juta. Denda ke 2 sebanyak 375 Euros jika orang yang sama keluar rumah lagi tanpa alasan. Denda ke 3 sebanyak 3.750 euros dan di penjara selama 6 bulan. Jika orang yang sama keluar rumah lagi tanpa alasan.

Pengalamanku di Perancis ini semoga menjadi pelajaran buat orang Indonesia, orang Sumsel khususnya dimana tempat aku berasal untuk disiplin. Ikutilah aturan yang disarankan pemerintah. Masker, hindari keramaian dan social distancing. Dan yang terpenting disiplin

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved