Ibu Membunuh Anak

Ibu Bunuh Anaknya Karena Tak Mau Makan, Psikolog Ungkap Kondisi Ekonomi Bisa Jadi Penyebab

Ibu Bunuh Anaknya Karena Tak Mau Makan, Psikolog Ungkap Kondisi Ekonomi Bisa Jadi Penyebab

Penulis: Sri Hidayatun |
Tribunsumsel.com
Lia Natalia (19) warga Desa Sidomulyo Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim menyesal seumur hidup karena diduga menghilangkan nyawa anak kandungnya NR (2.9). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus keji yaitu ibu membunuh anak kandungnya sendiri karena dilatari korban tak mau makan.

Psikolog, Renny Permataria, mengatakan ada beberapa faktor yang dapat memicu seseorang melakukan tindak kekerasan.

Seperti himpitan ekonomi, masalah rumah tangga dan beban hidup lainnya yang menjadi beban mereka secara psikologis.

Breaking News: Ibu di Muaraenim Bunuh Anak, Batita Itu Dipukul dengan Piring karena Tak Mau Makan

"Respon secara spontan atau yang membahayakan dan di luar kendali, dapat berakibat fatal. Situasi ini menjadikan seseorang mudah terpancing secara emosional untuk bertindak di luar kendalinya," ungkap dia.

Lanjutnya, bagi para istri yang berada pada situasi yang demikian, memerlukan perhatian, dukungan moril atau pendampingan dari orang-orang terdekat.

"Mereka butuh 'katarsis emosional' atau butuh didengarkan apa yang mereka rasakan, sehingga diharapkan mereka dapat mengelola stres mereka dengan baik dan mampu meredakan tingkat stres mereka.

Sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali," tegas dia.

Ibu Muda di Muara Enim Bunuh Anak Kandung, Kesal Sang Anak Tak Mau Makan

Bagi ibu-ibu muda khususnya, kata Renny sangat diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup terkait pengasuhan dan tumbuh kembang anak-anak mereka.

"Sering terdengar obrolan atau curhatan sesama ibu muda terkait susahnya saat menyuapi anak-anak. Disinilah kita dituntut harus extra sabar," ungkapnya.

Dimana situasi seperti ini secara tidak disadari dapat menimbulkan tingkat stres dan mudah memicu emosi."Sehingga respon yang muncul adalah melakukan tindakan di luar kendali," tegasnya.

Anak-anakpun juga, tambahnya akan merasa ketakutan saat waktu makan tiba, dikarenakan akan kembali mendengarkan teriakan,

bentakan dan ancaman bahkan kekerasan fisik misalnya berupa cubitan dan lain sebagainya.

"Anak-anak dengan pola tingkahnya untuk menghindar, seringkali menguji kesabaran sang ibu atau yang mendampingi," tegas dia.

Diperlukan pemahaman mengapa anak-anak bersikap demikian. Apakah ada hal lain yang membuat anak tidak berselera saat makan.

"Apakah anak dalam keadaan tidak enak badan, ada sariawan di sekitar mulut, masalah seputar gigi atau hal lain.
Orangtua diharapkan juga peka akan hal ini," tambahnya lagi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved