Dulu Laris Manis, Kini Dagangan Lansia Ini Sepi setelah Pandemi COVID-19: Sekarang Sepi Pak, Sepi
Sebelum virus corona ini merebak dan menjadi epidemi, dagangan Rubiem laris manis hingga menghasilkan Rp 100 ribu/per hari.
TRIBUNSUMSEL.COM - Jauh-jauh dari Klaten, Jawa Tengah, seorang lansia mengadu nasib di Jakarta.
Yakni Rubiem (70) yang sehari-harinya berjualan kopi di depan LP Cipinang.
Sebelum virus corona ini merebak dan menjadi epidemi, dagangan Rubiem laris manis hingga menghasilkan Rp 100 ribu/per hari.
Bahkan ia mengaku dagangannya sepi pembeli karena masyarakat melakukan social distancing.
Awalnya ia bisa menjual hingga 3 renceng kopi. Kini Rubiem hanya bisa menghabiskan 1 renceng kopi yang ia jual seharga Rp 2 ribu/per gelas.
Hal ini diungkapkan Rubiem ketika menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (24/3/2020).
Mulanya, Karni Ilyas sebagai pembawa acara memperkenalkan lansia bercucu 9 tersebut.
"Ibu dagang kaki lima di mana?" tanya Karni Ilyas dikutip TribunJakarta.com, Rabu (25/3/2020).
"Dagang kopi di depan LP Cipinang pak, dagang di jalanan," jawab Rubiem terbata.
"Berapa harga kopinya?" tanya Karni Ilyas lagi.
"Rp 2 ribu, dulu kalau rame dua renceng tiga renceng habis, tapi sekarang sepi," ujar lansia asal Jawa Tengah tersebut.
Diceritakan Rubiem, dari tiga renceng kopi ia bisa meraup keuntungan sekira Rp 100 ribu.
Namun beberapa hari terakhir, Rubiem mengaku hanya mendapat Rp 20 ribu - Rp 50 ribu dari berdagang kopi gerobak yang setiap hari didorongnya.
"Sekarang sepi pak, sepi," curhat Rubiem.
Kepada Karni Ilyas, Rubiem bercerita ia merupakan perantau dari Klaten, Jawa Tengah.