Pabrik Soun Ilegal

Karyawan Pabrik Soun Ilegal di Banyuasin Tak Mau Makan dan Bawa Pulang Hasil Produksi

Tribunsumsel.com berkesempatan mewawancarai seorang pekerja di pabrik ini. Namanya Rohani (45 tahun), sudah bekerja selama empat tahun di pabrik itu.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Kapolsek Talang Kelapa Banyuasin Kompol Masnoni ketika bertanya kepada seorang karyawan bagian packing soun Cap Ayam, Rabu (22/1/2020). 

Ketika diinterogasi Kapolsek Talang Kelapa Banyuasin Kompol Masnoni, mandor pabrik soun yakni Toeng mengungkapkan, untuk membuat hasil produksi soun menjadi putih, adonan soun dicampur dengan penjernih air atau kaporit.

"Ketika adonan sudah jadi, direndam dahulu selama tiga hari pakai air kaporit. Setelah adonan jadi putih, baru nanti diaduk lagi. Untuk diproses menjadi adonan sebelum dijadikan soun," ujar Toeng kepada Kapolsek.

Soun ini ternyata tidak diedarkan di Palembang dan Banyuasin.

Distribusi mereka kalah dengan merk soun-soun lainnya yang sudah memiliki brand dan kualitas bagus.

Sehingga hasil produksi soun Cap Ayam ini dikirim ke sejumlah daerah yang ada di Sumsel dengan harga yang terbilang lumayan terjangkau.

"Kalau distribusinya ke Tanjung Raja, Baturaja, Kayuagung dan Lubuklinggau. Untuk satu balnya, dijual ke pedagang seharga Rp 30 ribu."

"Nanti tinggal pedagang yang menjual lagi dengan harga mereka untuk mendapatkan untung," kata Mandor Jauharipin alias Toeng (65 tahun).

Pabrik soun Cap Ayam yang sudah beroperasi selama lebih dari 10 tahun ini, merupakan milik Alfian Teja alias Ko Alay.

Setiap harinya pabrik soun ini bisa memproduksi ratusan bal soun.
Setiap bal soun, berisikan 30 pcs soun kering siap konsumsi.

Produksi soun ini, lebih banyak menggunakan tenaga manusia ketimbang menggunakan mesin.

Hanya saat melakukan pengadukan, soun ini menggunakan mesin.
Selebihnya, mulai dari pencetakan hingga pengemasan menggunakan tenaga manusia.

"Kalau lagi panas, biasanya produksi bisa lebih banyak. Tetapi, kalau lagi hujan seperti ini hasil produksi juga menurun. Karena, untuk mengeringkan soun kami memanfaatkan sinar matahari," ungkap Toeng.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved