Berita OKI

Empat Kobra dan Dua Ular Piton Masuk ke Permukiman Penduduk di Kayuagung, Selama Setahun Terakhir

Kehadiran ular piton dan ular kobra selama satu tahun terakhir mendatangi permukiman penduduk di RT 09 Lingkungan 4, Kelurahan Mangun Jaya

Penulis: Winando Davinchi |
Tribun Sumsel/ Winando Davinchi
Yudhi menangkap ular piton sepanjang 2,8 meter dengan berat lebih dari 10 kilogram di areal sawah milik tetangganya di kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG - Seorang pawang menangkap ular piton yang memiliki panjang hampir 3 meter tengah menyantap seekor ayam

Penangkapan ular jenis piton setelah adanya laporan warga, dimana ular piton itu sedang melilit seekor ayam.

Kehadiran ular piton dan ular kobra selama satu tahun terakhir mendatangi permukiman penduduk di RT 09 Lingkungan 4, Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Yudhi pawang ular menceritakan bahwa pada beberapa bulan sebelumnya ia juga menangkap piton lebih besar.

BREAKING NEWS, Ambil Uang Rp 52,6 Juta dan Ikat 2 Karyawan Indomaret, Perampok Ini DItembak Polisi

"Ular yang saya tangkap ini bukan yang pertama, sekitar 3 bulan yang lalu saya juga berhasil menangkap ular piton dengan ukuran 3 meter lebih, beratnya lebih dari 20 kilogram," ucap Yudhi, Kamis (26/12/2019).

Dijelaskan, sudah 2 ekor ular jenis piton yang berhasil di tangkap dalam satu tahun belakangan.

"Kalo yang pertama kemarin ular yang saya tangkap itu diketahui warga hampir memangsa anak kambing, dan yang ini memakan ayam milik warga," jelasnya.

Bukan hanya ular jenis piton saja yang berhasil di tangkap tetapi juga 4 ekor ular berbisa jenis kobra juga telah di amankan dan di pindahkan (rilis) ke tempat yang jauh dari penduduk.

"Jadi total sudah sekitar 6 ular di Rt 09 ini yang saya tangkap dan kemudian dipindahkan kehutan yang jauh dari pemukiman," ujarnya.

Alasan banyaknya ular yang seharusnya habitat berada di lebak atau persawahan, harus mencari makan di dekat pemukiman warga adalah karena kemarau yang cukup panjang.

"Ya mungkin karena kemarin kemarau panjang jadi makanan yang seharusnya ada di persawahan sulit di dapatkan, makanya mereka masuk ke area pemukiman warga," ungkapnya.

Waspada, Peneliti Sebut Teror Ular Kobra di Permukiman Penduduk Masih Terjadi Sampai Bulan Depan

Dikatakan nya lebih lanjut, masyarakat juga harus lebih waspada ketika pergantian musim seperti saat, biasanya keberadaan nya lebih banyak.

"Biasanya kalau pergantian musim, banyak ular yang naik ke permukaan karena air lebak, sungai dan sawah yang meluap," tutupnya.

 Di sebagian daerah terutama di Depok, Bekasi teror kobra ular masih terus terjadi.

Teror ular kobra hampir terjadi di sejumlah wilayah Pulau Jawa.

Alhasil, warga yang jarang mendapat teror ular kobra panik dan khawatir.

Kebanyakan, teror tersebut terjadi saat ular berjenis kobra masuk ke pemukiman penduduk.

Dilansir dari Kompas.com, ular kobra merupakan jenis ular berbisa yang memiliki panjang 1,3-1,8 meter, yang punya kemampuan untuk menyemprotkan bisa (venom).

 Gelagat Aneh Sopir Bus Sriwijaya yang Masuk Jurang, Batin Ibunda Bergetar dengan Pesan Terakhirnya

Kobra juga kerap disebut ular sendok karena ular ini dapat membuat tudungnya melengkung seperti sendok apabila merasa terancam.

Ahli herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Amir Hamidy, mengatakan bahwa terdapat dua jenis kobra di Indonesia yaitu kobra Sumatera dan kobra Jawa.

Dalam satu kali bertelur, betina kobra jawa dapat menghasilkan 10-20 butir telur yang menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.

 Cerita Yudhi Tengah Malam Tangkap Ular Piton 2,8 Meter Sering Makan Ayam di Kayuagung

Telur-telur tersebut diletakkan dalam lubang di tanah, atau di bawah serasah daun kering yang lembap.

“Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini wajar, dan merupakan siklus alami,” tutur Amir beberapa waktu lalu.

Mengapa fenomena teror ular terjadi?

Amir mengatakan hal ini disebabkan oleh musim panas yang berlangsung lebih lama dari biasanya.

“Musim hujan datang terlambat. Udara yang panas dan lembap menjadikan telur-telur ular sangat matang, sehingga semuanya menetas sempurna,” tuturnya kepada Kompas.com, Selasa (24/12/2019).

Amir mengatakan, ular sangat suka udara yang panas dan lembap.

“Sementara sekarang sudah masuk musim hujan. Kemungkinan hal ini (teror ular) tidak akan lama. Saya perkirakan sampai awal bulan depan (Januari),” lanjutnya.

Meski begitu, warga harus tetap waspada akan keberadaan ular kobra karena bisa melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa lewat taringnya.

Bisa tersebut dapat melumpuhkan saraf dan otot mangsanya hanya dalam beberapa menit.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah menjadi salah satu upaya untuk menghindari masuknya ular ke dalam rumah.

“Gunakan pembersih lantai dengan aroma menyengat, karena ular tidak suka dengan bau yang menyengat,” tambah Amir.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved