Teror Harimau
Harimau Banyak Makan Korban di Lahat dan Pagaralam, Ini Reaksi BKSDA Sumsel
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan akan segera melakukan tindakan terkait kembali jatuhnya korban jiwa
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan akan segera melakukan tindakan terkait kembali jatuhnya korban jiwa akibat dimangsa harimau.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi bersama konservasi keanekaragaman hayati (KKH) dan Kadishut Sumsel guna membahas banyaknya korban akibat kejadian ini..
"Hasil koordinasinya adalah kita akan segera menyusun konsep himbauan gubernur sumsel yang akan disusun bersama, membuat papan informasi atau rambu-rambu (banner) sebagai sarana informasi oleh pemangku kawasan," ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (13/12/2019).
Selain itu dalam waktu dekat, BKSDA juga akan melaksanakan rapat koordinasi dan tim konflik serta stakeholder terkait melalui undangan gubernur atau Sekda Sumsel untuk mencari solusi dari banyaknya korban berjatuhan akibat serangan harimau.
"Untuk saat ini, baru itu langkah lanjutan yang bisa kita informasi dalam menyikapi permasalahan ini," katanya.
Terkait dengan kembali jatuhnya korban tewas yakni
Mustadi bin Maspur (52) petani kopi di Kecamatan Semendo Darat Kabupaten Muara Enim yang tewas seketika usai diterkam harimau ketika berada di kebunnya.
Genman mengatakan dari hasil pemeriksaan di lapangan, diketahui lokasi kejadian berada di kawasan hutan lindung yang merupakan habitat harimau.
"Semua aparat sebelumnya sudah mengimbau agar masyarakat berhati-hati beraktivitas dalam kawasan hutan lindung. Sebab disana memang banyak terdapat satwa liar," ujarnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, adanya sejumlah hewan buas Harimau Sumatera yang berkeliaran dan menyerang warga di Kabupaten Lahat, dan kota Pagar Alam dipastikan akan dilakukan upaya tindakan segera.
"Soal serangan Harimau, beberapa hari lalu, saya bertemu kementerian kehutanan dan Lingkungan Hidup, termasuk saya juga berkomunikasi dengan wako Pagar Alam. Yang jelas, kami tidak tinggal diam," kata Herman Deru disela- sela rapat Paripurna DPRD Sumsel, Jumat (13/14/2019).
Menurut Herman Deru, ia mendapat laporan jika ada sekitar 7 harimau sumatera yang saat ini berkeliaran, dan diduga karena habitatnya terganggu oleh oknum yanf tak bertanggung jawab.
"Saya mendengar jawaban menteri, jika harimau itu tidak keluar dalam habitatnya sendiri, tetapi ada saja oknum warga yang berkebun dihabitat itu sehingga mereka terusik. Memang diskusi itu panjang dan tidak bisa saja saya terima begitu saja," capnya.
Selain adanya gangguan dari oknum warga, keluarnya hewan buas dan menyerang warga di wilayah Sumsel itu, teenyata juga terjasi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
"Alasan kedua, fenomena (hewan buas serang warga dan ke pemukiman) juga terjadi di Bogor berupa ular cobra, termasuk di Riau ada harimau. Ini seperti ada getaran panas bumi," tukasnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Sumsel dari fraksi Gerindra Budiarto Marsul meminta Gubernur Sumsel melakukan tindakan nyata, terkait ancaman Harimau yang sudah menyerang warga di beberapa daerah di Sumsel khususnya kawasan Gunung Dempo. Apalagi sudah beberapa orang menjadi korban dari serangan buas hewan tersebut.
"Ketakutan diterkam harimau di Pagar Alam dan Lahat. Karena ini sudah menyangkut kabupaten/ kota, maka provinsi Sumsel harus bertindak termasuk TNI dan Polri. Kondisi ini sudah mendesak, maka perlu tindakan dari Pemprov Sumsel," pungkasnya.