Warga Palembang Dijual ke Malaysia
Kisah Pemuda Pancasila Lepaskan 2 Wanita Sumsel dari Cengkraman Sindikat Pedagangan Manusia
Budi Sulistiyani atau yang sering disapa Yeyen menjelaskan, awalnya dua pekan lalu karyawannya, Ali, datang bersama orangtua Nc minta tolong
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Wawan Perdana
Lalu Yeyen bilang kuncir rambut kamu sebelah kanan supaya mudah dikenali. Kalau ada yang gedor dan jemput.
"Jadi kalau dihitung dari saya mulai menghubungi Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Kepri sampai didapatkannya anak ini kurang lebih 1 jam. Karena kalau telat sedikit aja kitas nggak tahu bagaimana," ungkapnya.
Lalu paginya Yeyen ke sana menjemput Nc.
Awalnya tujuannya lapor bawa pulang dan jemput. Tetapi setelah koordinasi dengan sekertaris wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Riau, rupanya harus berkoordinasi dengan Polda Kepri sebab Nica tidak bawa satu identitas pun, jadi bahaya.
"Jadi kami laporkan ke Dit Reskrimsus Kepri untuk dikoordinasikan ke otoritas bandara karena anak ini tidak ada satu pun identitas. Maka kami laporkan, karena apabila ke depannya kasus ini akan dikembangkan, maka akan nyambung dimulai dari titik pangkal sampai ujung. Karena kami dari Srikandi Pemuda Pancasila juga ingin mengungkapnya," kata Yeyen.
• Tentang Keras Hubungan Anaknya dengan Arie Keriting, Ibunda Indah Permata Sari Mengaku Terkena Sihir
Sudah dijemput dan melapor yang Dit Reskrimsus bilang dia sudah menangani kasus-kasus TKI Ilegal seperti ini selama 3 tahun dan ini termasuk orang yang beruntung. Karena rata-rata meninggal tanpa jejak tidak pernah kembali.
Yeyen menceritkan, bahwa dari penuturan Nc, dia dibawa dari Malaysia ke Batam untuk memperpanjang permit paspor.
Karena kunjungan pelancong biasanya hanya sampai 30 hari habis. Maka untuk memperpanjang tentu orangnya harus dibawa.
Jadi posisi Nc disekap di hotel, tapi paspornya dipegang oleh yang mengantarkan.
"Disekap ini bukan berarti dikurung, tapi bisa keluar hanya dijaga saja," kata Yeyen.
Nc diberi handphone oleh majikannya. Sebelum diberi hp kecil itu, Nica ditanya dulu, kamu hafal tidak nomor keluarga kamu?
Dengan pintarnya Nc menjawab tidak hapal, padahal sebenarnya dia hapal. Pura-pura aja nggak hafal dan ditanya juga mau menghubungi keluarga dijawab Nc tidak karena tidak tahu. Jadi diberi la Nc handphone, karena majikanya punya kepentingan mau menghubungi Nc. Tapi nomornya ini tidak diisi pulsa alias kosong.
Kemudian Nc bisa menghubungi orangtuanya setelah dari kamar hotel dia ke bawah izin pura-puranya mau beli sesuatu di Alfamrt, padahal dia beli pulsa Rp 10 ribu.
Di situlah kesempatan dia menghubungi keluarganya, karena memang hanya dalam waktu hitungan jam dia harus segera diselamatkan.
"Kalau kejadiannya yang menjemput ini yang pertama, tapi korbanya ini ada dua, ada Nc dan Vr. Nica dan Vera ini masih bersaudara satunya anak karyawan saya satunya keponakanya," jelasnya.