Mayat PNS Dicor Semen
(Update) Saksi Mata Lihat saat Yudi Gempal Jemput Apriyanita, Mayat ASN Kementerian Dicor Semen
Tewasnya Apriyani (50) ASN Kementerian PU balai besar jalan dan jembatan metropolitan Satker wilayah III Palembang mengagetkan warga.
Penulis: Prawira Maulana | Editor: Prawira Maulana
Mengenai hal tersebut, dokter forensik RS Bhayangkara belum bisa memastikannya.
"Sebab kendalanya karena kondisi jenazah yang sudah cukup lama dikubur. Sehingga proses pembusukan telah terjadi disekujur tubuh korban," ujar dokter forensik RS Bhayangkara Kompol dr Mansuri Spkf, Sabtu (26/10/2019).
Namun berdasarkan pemeriksaan awal, diketahui adanya luka tanda kekerasan di tubuh korban.
"Iya ada kekerasan di tubuhnya, tapi saat ini belum bisa dipaparkan sebab masih harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujarnya.
Termasuk dengan pengakuan tersangka yang mengatakan sempat membius korban dengan menggunakan cairan tetes mata hingga akhirnya korban lemas sebelum akhirnya di bunuh.
Hal tersebut juga belum bisa dipastikan.
"Terkait apapun pengakuan tersangka, itu merupakan haknya. Namun kami selaku pihak forensik akan memaparkan temuan dari hasil pemeriksaan yang sudah kami lakukan terhadap jenazah korban ke pihak penyidik," ujar dr Mansuri.
Suasana Pemakaman
Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman Apriyanita (50) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kamboja Palembang, Sabtu (26/10/2019).
Apriyanita merupakan ASN Kementerian PU balai besar jalan dan jembatan metropolitan Satker wilayah III Palembang ditemukan tewas mengenaskan, Jumat (25/10/2019).
Jenazah korban ditemukan terkubur di TPU Kandang kawat. Kuburannya bahkan dicor dengan semen oleh tersangka untuk menghilangkan jejak.
Feti Mardiana, adik kandung korban mengaku sangat kehilangan sosok kakak yang sangat pengayom bagi adik-adiknya.
"Saya anak ketiga, almarhumah anak kedua. Kami lima bersaudara. Almarhumah orangnya tidak neko-neko, kalau ada masalah kami saling cerita. Dia sangat memikirkan keluarga," ujar Feti saat ditemui di sela pemakaman.
Dikatakan Feti, terakhir kali dirinya bertemu dengan korban pada saat peringatan 2 tahun meninggalnya orang tua mereka. Tepatnya pada 14 September 2019 lalu.
Dalam kesehariannya, selain berprofesi sebagai ASN, korban juga memiliki usaha sampingan berupa kos-kosan dan rumah makan..
"Almarhumah menikah tahun 2011, satu tahun kemudian suaminya meninggal dan tidak menikah lagi sampai sekarang," tuturnya.
Feti mengaku, tidak mengenal pembunuh kakaknya.
Dia berharap agar para tersangka dihukum dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
"Mereka harus mendapatkan hukuman setimpal. Hukuman mati sangat pas untuk mereka," ujarnya.