Mayat PNS Dicor Semen

(Update) Saksi Mata Lihat saat Yudi Gempal Jemput Apriyanita, Mayat ASN Kementerian Dicor Semen

Tewasnya Apriyani (50) ASN Kementerian PU balai besar jalan dan jembatan metropolitan Satker wilayah III Palembang mengagetkan warga.

Penulis: Prawira Maulana | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Pemakaman Apriyanita di TPU Kandang kawat, Sabtu (26/10/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tewasnya Apriyani (50) ASN Kementerian PU balai besar jalan dan jembatan metropolitan Satker wilayah III Palembang mengagetkan warga.

Betapa tidak, saat ditemukan jenazah korban telah terkubur di TPU kandang kawat lengkap dengan menggunakan batik dinasnya.

Mgs Yudi Thama Redianto (40) salah seorang tersangka, saat ditemui di Unit I Jatanras III Mapolda Sumsel mengaku sebelum akhirnya dibunuh dengan tali, korban sempat dibawa berkeliling diseputaran kota Palembang.

Dalam perjalanan, korban diberikan campuran obat tetes mata dan air mineral. Setelah lemas, korban dijerat lehernya hingga tewas.

"Saya tidak tenang ditagih utang terus," kata Yudi.

Rupanya, salah seorang tetangga korban sempat melihat korban bersama tersangka Yudi di malam kejadian sebelum pembunuhan terjadi.

Hal ini dikatakan Kendi (30) pemilik konter pulsa di rumahnya yang berseberangan langsung dengan dikediaman korban.

"Hari Rabu tanggal 9, malam itu saya masih melihat Tante Nita (korban) turun dari mobil warna hitam, jenisnya apa saya lupa," ujarnya.

Meskipun tak saling tegur sapa, Kendi mengaku sangat yakin bahwa orang lain di dalam mobil merupakan Yudi yang tak lain salah satu tersangka.

Dikatakannya, Yudi yang tak turun dari mobil juga sempat tersenyum pada salah seorang warga sekitar yang kebetulan lewat.

"Waktu turun dari mobil, Tante Nita bilang nanti tunggu dulu ada yang mau aku ambil. Habis itu mobil berjalan keluar Tante Nita masuk ke dalam rumah. Setelah itu saya tidak apa-apa lagi. Tapi benar, saya yakin orang yang ada didalam mobil waktu itu adalah Yudi (tersangka)," ujarnya.

Sampai saat ini, ada empat orang yang diduga pembunuh Apriyanita.

Selain Mgs Yudi Thama Redianto (40) dan Ilyas Kurniawan (26) yang telah berhasil diamankan Unit I Jatanras III Polda Sumsel.

Ada juga IN alias Nopi alias Acik (57) dan Amir (40) tengah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Saat ditemui di Unit I Jatanras III Mapolda Sumsel, Ilyas Kurniawan salah seorang tersangka mengaku bahwa dirinya yang menjerat korban dengan tali tambang hingga akhirnya tewas.

Mengenai hal tersebut, dokter forensik RS Bhayangkara belum bisa memastikannya.

"Sebab kendalanya karena kondisi jenazah yang sudah cukup lama dikubur. Sehingga proses pembusukan telah terjadi disekujur tubuh korban," ujar dokter forensik RS Bhayangkara Kompol dr Mansuri Spkf, Sabtu (26/10/2019).

Namun berdasarkan pemeriksaan awal, diketahui adanya luka tanda kekerasan di tubuh korban.

"Iya ada kekerasan di tubuhnya, tapi saat ini belum bisa dipaparkan sebab masih harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujarnya.

Termasuk dengan pengakuan tersangka yang mengatakan sempat membius korban dengan menggunakan cairan tetes mata hingga akhirnya korban lemas sebelum akhirnya di bunuh.

Hal tersebut juga belum bisa dipastikan.

"Terkait apapun pengakuan tersangka, itu merupakan haknya. Namun kami selaku pihak forensik akan memaparkan temuan dari hasil pemeriksaan yang sudah kami lakukan terhadap jenazah korban ke pihak penyidik," ujar dr Mansuri.

 Suasana Pemakaman

Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman Apriyanita (50) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kamboja Palembang, Sabtu (26/10/2019).

Apriyanita merupakan ASN Kementerian PU balai besar jalan dan jembatan metropolitan Satker wilayah III Palembang ditemukan tewas mengenaskan, Jumat (25/10/2019).

Jenazah korban ditemukan terkubur di TPU Kandang kawat. Kuburannya bahkan dicor dengan semen oleh tersangka untuk menghilangkan jejak.

Feti Mardiana, adik kandung korban mengaku sangat kehilangan sosok kakak yang sangat pengayom bagi adik-adiknya.

"Saya anak ketiga, almarhumah anak kedua. Kami lima bersaudara. Almarhumah orangnya tidak neko-neko, kalau ada masalah kami saling cerita. Dia sangat memikirkan keluarga," ujar Feti saat ditemui di sela pemakaman.

Dikatakan Feti, terakhir kali dirinya bertemu dengan korban pada saat peringatan 2 tahun meninggalnya orang tua mereka. Tepatnya pada 14 September 2019 lalu.

Dalam kesehariannya, selain berprofesi sebagai ASN, korban juga memiliki usaha sampingan berupa kos-kosan dan rumah makan..

"Almarhumah menikah tahun 2011, satu tahun kemudian suaminya meninggal dan tidak menikah lagi sampai sekarang," tuturnya.

Feti mengaku, tidak mengenal pembunuh kakaknya.

Dia berharap agar para tersangka dihukum dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

"Mereka harus mendapatkan hukuman setimpal. Hukuman mati sangat pas untuk mereka," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved