Karhutla 2019
Ini Sumber Kabut Asap di Palembang, BMKG Prediksi Tidak Ada Potensi Hujan Sampai 22 September
Angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari Tenggara dengan kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/Jam).
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari Tenggara dengan kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/Jam).
Berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan dalam rentang prakiraan 16-22 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.
Konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang 16 Septembar 2019 (00.00-10.00 WIB) sempat menyentuh kategori Sangat Tidak Sehat dengan nilai maksimum 319 µgram/m3.
Sedangkan Nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3.
Kondisi Tidak Sehat hingga Sangat Tidak Sehat umumnya terjadi pada rentang waktu 22.00-08.00 WIB.
• Bayi Meninggal Diduga ISPA, Ini Penjelasan dan Reaksi Dinas Kesehatan Sumsel
Sedangkan Kondisi Sehat hingga Sedang umumnya terjadi pada rentang waktu 08.00-22.00 WIB.
BMKG Sumatera Selatan menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada (04.00-07.00 WIB) seiring potensi menurunnya jarak pandang.
Senantiasa menggunakan masker dan minum banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan dan menghimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran baik sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian atau perkebunan.
Sumber dari LAPAN Tanggal 16 September 2019 tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah selatan-tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang.
• 7 Fakta Bayi di Palembang Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Sulit Bernafas dan Batuk
Titik panas itu berada di kawasan SP Padang, Banyu Asin I, Pampangan, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran dan Mesuji.
Jarak Pandang terendah pagi tanggal 16 September 2019 yang tercatat di Bandara SMB II Palembang 300-800 meter dengan Kelembapan 92-94% dengan keadaan cuaca Asap (Smoke) berdampak 2 (dua) Penerbangan yang mengalami holding (menunggu di udara) untuk mendarat.
Intensitas Asap (Smoke) umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (01.00-07.00 WIB) ini dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara yang dihasilkan dari proses pembakaran, hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi sehingga membentuk fenomena Kabut Asap (Smog).
• Pontang-panting Padamkan Kebakaran, Petugas DPKPB Lubuklinggau Cedera Kena Sabetan Selang
Kondisi langit pada malam hari tanpa awan mengakibatkan radiasi permukaan bumi lepas keluar atmosfer mengakibatkan suhu di permukaan relatif dingin pada saat dini hari menjelang pagi hari yakni berkisar antara 21-23°C .
Setelah terbit Matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik, akan tetapi partikel kering (asap) yang pergerakannya karena angin horizontal akan tetap ada di permukaan dan akan menyebabkan kekeruhan udara. (rel)