Melihat Bukit Cermin di Muratara, Wilayah Ini Diduga Tempat Gembong Narkoba Menanam Ganja di Sini

Bukit Cermin yang berada di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Prawira Maulana
Rahmat Aizullah /Tribun Sumsel
Bukit Cermin di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Bukit Cermin yang berada di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Bagaimana tidak, Bukit Cermin yang disebut-sebut sebagai paru-paru dunia itu ternyata menjadi tempat yang subur untuk bercocok tanam pohon ganja.

Baru-baru ini, aparat kepolisian menemukan ladang ganja seluas 1,5 hektare di dua lokasi yang berbeda di kawasan Bukit Cermin itu.

Antara lain, satu hektare di puncak bukit dalam wilayah Desa Sukaraja dan setengah hektare di lereng bukit dalam wilayah Desa Lubuk Kumbung.

Setelah dihitung, dari dua lokasi itu ada sebanyak 3.700 batang pohon ganja siap panen yang tumbuh subur di sana.

Untuk diketahui, sepanjang sejarah berdirinya Kabupaten Muratara, sudah tiga kali ditemukan ladang ganja di Bukit Cermin tersebut.

Tahun 2018 lalu ditemukan 555 batang pohon ganja di atas lahan seluas setengah hektare di Desa Sukaraja oleh Badan Narkotika Nasional Kota Lubuklinggau.

Jauh sebelumnya juga pernah ditemukan ladang ganja di desa yang sama oleh jajaran Polres Musi Rawas pada tahun 2015 silam dengan luas sekitar 5 hektare.

Bukit Cermin yang seharusnya dijaga kelestariannya itu justru dirusak oleh tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Apalagi, Bukit Cermin merupakan hutan lindung yang berada dalam kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

"Bukit Cermin itu hutan lindung, luasnya 119,51 hektare," kata staf UPTD KPH Wilayah XIV Rawas, Fahrul kepada Tribunsumsel.com, Rabu (7/8/2019).

Namun dirinya tidak mengetahui berapa ketinggian Bukit Cermin tersebut, serta bagaimana tekstur tanahnya dan tanaman apa saja yang tumbuh di sana.

"Kalau ketinggiannya kami belum tau, belum pernah ngecek, termasuk jenis-jenis tanaman di sana juga kami belum tau," ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Sukaraja, Hendri mengaku sempat syok setelah mendapat kabar ditemukan kembali ladang ganja di desa yang dipimpinnya itu.

Hal tersebut tentu menambah catatan suram bagi Desa Sukaraja, karena penemuan ladang ganja ini merupakan yang ketiga kalinya.

Hendri sangat menyesalkan atas kejadian itu meskipun ia sudah berulang kali mengingatkan warganya agar berhenti menanam pohon ganja di Bukit Cermin.

"Kami sudah berusaha keras agar desa kami terhindar dari narkoba. Bahkan berkali-kali kami menghimbau dan menyosialisasikan tentang hal ini," katanya.

Ia menceritakan, aktivitas sehari-hari masyarakat di sana ialah menjadi petani karet dan sebagiannya lagi bekerja di perusahaan perkebunan sawit.

"Kalau sehari-hari warga sini berkebun karet, ada juga yang berkerja di sawit. Tapi ternyata ada juga yang memanfaatkan Bukit Cermin untuk berladang ganja," kesalnya.

Saat disinggung mengapa di kawasan Bukit Cermin tersebut sering ditanami pohon ganja oleh warga, Hendri tidak bisa menjawabnya.

Ia juga tidak mengetahui bagaimana awal mulanya kawasan Bukit Cermin itu menjadi lokasi yang cocok untuk menanam pohon ganja.

"Saya tidak tau kalau itu, mungkin memang tanahnya cocok untuk tanaman itu. Saya juga tidak tau apakah ganja itu sengaja ditanam atau tumbuh sendiri," katanya. (CR14)
Area lampiran

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved