Berita Lahat
Punya Gedung Bagus dan Sarana Standar Kelas C, Manajemen Bingung RSUD Lahat Turun Kelas
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang berencana menjukan naik kelas nyatanya malah turun kelas
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang berencana menjukan naik kelas nyatanya malah turun kelas.
RSUD Lahat yang sebelumnya kelas C turun jadi kelas D.
Manajemen RSUD Lahat akan melayangkan sanggahan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait hasil review kelas rumah sakit yang menyebabkan RSUD turun kelas dari kelas C menjadi kelas D.
Manajemen RSUD Lahat bingung dan belum mendapatkan alasan penyebab kenapa RSUD Lahat, bisa turun kelas.
• 51 Calon Peserta Bersaing di Lelang 9 Jabatan Selevel Kepala Dinas Pemkot Palembang
Apalagi RSUD Lahat sebelumnya dianjurkan untuk naik kelas dari kelas C ke kelas B.
Kepala Instalasi Hukum Humas dan Informasi RSUD Lahat Feri Agustiansyah mengakui, 15 Juli 2019 lalu mendapatkan surat dari Kemenkes RI terkait rekomendasi penyesuaian kelas rumah sakit hasil review kelas rumah sakit.
Surat tersebut juga ditujukan kepada ratusan rumah sakit di Tanah Air.
Dalam surat tersebut menyatakan adanya penyesuaian atau penurunan kelas pada RSUD Lahat, dari kelas C ke Kelas D.
"Nah kita belum mengetahui alasan Kemenkes menurunkan kelas RSUD Lahat. Kriterinya apa karena tidak dijelaskan di dalam surat."
"Namun dalam surat tersebut kita diberikan kesempatan untuk memberikan sanggahan atas penurunan kelas tersebut, "ujar Feri, diwawancara di RSUD Lahat, Rabu (31/7).
• 16 Rumah Sakit di Sumsel Turun Kelas, Gubernur Minta Penjelasan Kadinkes dan Gandeng IDI
Pihaknya sendiri sedang mempersipkam sanggahan tersebut kendati batas waktu sanggahan sendiri cukup panjang hingga September 2019 mendatang.
Diceritakan Feri, pihaknya sendiri cukup terkejut atas penyesuaian itu.
Biasanya kata Feri, tim dari Kemenkes datang langsung dalam hal memberikan penilaian atau pantauan ke RSUD Lahat.
Namun, untuk kali ini seperti lebih melihat dari update online melalui situs RSUD Lahat.
Diterangkan Feri, RSUD Lahat tidak sesuai jika akan dijadikan kelas D jika dilihat dari standar pada kelas rumah sakit.
"Sarana kita lengkap bahkan 90 persen jika sesuai standar kelas C. Begitu juga tenaga dokter yang minimal hanya lima kita memiliki 14 dokter."
"Artinya di atas itu. Begitu juga soal pelayanan kita terus berbenah. Maknya, melalui sanggahan tersebut akan ada perbandingan data antara RSUD Lahat dengan Kemenkes,"jelasnya.
• Pusri Gelontorkan Rp 741 Juta Beasiswa Bantuan Pendidikan dan Pelatihan
Dengan adanya sanggahan artinya kata Feri belum tentu ada penurunan kelas tersebut.
Ketika ditanya jika benar terjadi penurunan, disampaikan Feri tentu akan merubah struktur organisasi di tubuh RSUD Lahat dalam hal ini kepegawaian.
Nah, untuk sanksi dia tidak tahu itu dari Kemenkes.
"Sebenarnya kita ini sedang berpacu untuk naik kelas. Saya rasa kurang pas kalau RSUD Lahat kelas D dengan prasana yang ada saat ini. Namun kita akan tahu setelah adanya hasil sanggahan, "ujarnya.
Terkait adanya surat penyesuaian tersebut, Feri menuturkan sejauh ini tidak ada pengaruh bagi pasien.
Bahkan, pegawai yang sudah mengetahui surat Kemenkes tersebut semakin termotivasi untuk lebih baik.
Sebelumnya Sekretaris Komisi IV DPRD Lahat, Tubagus Muh Abdus Somad, menilai wajar terjadi penurunan kelas.
• Makam Serunting Sakti Jadi Wisata dan Tempat Berziarah di Kota Pagaralam
Pasalnya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum maksimal dan banyak pasien yang mengeluh.
Menurut Tubagus, penurunan kelas RSUD Lahat berdasarkan hasil review kelas rumah sakit oleh Kemenkes.
"Ya tentu kita sangat menyayangkan terjadinya penurunan ini. Sebagai komisi yang membidangi, kita sering menyampaikan terkait kurangnya pelayanan," tegas Tubagus, Selasa (30/7/2019).
Lebih lanjut dikatakan politisi PKS ini, tidak sedikit masyarakat yang mengeluh atas kurangnya pelayanan dari RSUD Lahat.
Atas keluhan itulah pula, Komisi IV selalu menyampaikan kepada manajemen rumah sakit.
Menurutnya, berbagai keluhan, salah satunya kurang ramahnya tenaga medis kepada pasien atau pun keluarganya.
Begitu juga pelayanan medis yang diterima, tidak jarang pasien yang merasa ditelantarkan.
"Pelayanan yang prima dan infrastruktur harus jadi pekerjaan utama kedepan,"jelas. (SP/ Ehdi Amin)