Berita Lahat
Punya Gedung Bagus dan Sarana Standar Kelas C, Manajemen Bingung RSUD Lahat Turun Kelas
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang berencana menjukan naik kelas nyatanya malah turun kelas
"Artinya di atas itu. Begitu juga soal pelayanan kita terus berbenah. Maknya, melalui sanggahan tersebut akan ada perbandingan data antara RSUD Lahat dengan Kemenkes,"jelasnya.
• Pusri Gelontorkan Rp 741 Juta Beasiswa Bantuan Pendidikan dan Pelatihan
Dengan adanya sanggahan artinya kata Feri belum tentu ada penurunan kelas tersebut.
Ketika ditanya jika benar terjadi penurunan, disampaikan Feri tentu akan merubah struktur organisasi di tubuh RSUD Lahat dalam hal ini kepegawaian.
Nah, untuk sanksi dia tidak tahu itu dari Kemenkes.
"Sebenarnya kita ini sedang berpacu untuk naik kelas. Saya rasa kurang pas kalau RSUD Lahat kelas D dengan prasana yang ada saat ini. Namun kita akan tahu setelah adanya hasil sanggahan, "ujarnya.
Terkait adanya surat penyesuaian tersebut, Feri menuturkan sejauh ini tidak ada pengaruh bagi pasien.
Bahkan, pegawai yang sudah mengetahui surat Kemenkes tersebut semakin termotivasi untuk lebih baik.
Sebelumnya Sekretaris Komisi IV DPRD Lahat, Tubagus Muh Abdus Somad, menilai wajar terjadi penurunan kelas.
• Makam Serunting Sakti Jadi Wisata dan Tempat Berziarah di Kota Pagaralam
Pasalnya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum maksimal dan banyak pasien yang mengeluh.
Menurut Tubagus, penurunan kelas RSUD Lahat berdasarkan hasil review kelas rumah sakit oleh Kemenkes.
"Ya tentu kita sangat menyayangkan terjadinya penurunan ini. Sebagai komisi yang membidangi, kita sering menyampaikan terkait kurangnya pelayanan," tegas Tubagus, Selasa (30/7/2019).
Lebih lanjut dikatakan politisi PKS ini, tidak sedikit masyarakat yang mengeluh atas kurangnya pelayanan dari RSUD Lahat.
Atas keluhan itulah pula, Komisi IV selalu menyampaikan kepada manajemen rumah sakit.
Menurutnya, berbagai keluhan, salah satunya kurang ramahnya tenaga medis kepada pasien atau pun keluarganya.
Begitu juga pelayanan medis yang diterima, tidak jarang pasien yang merasa ditelantarkan.
"Pelayanan yang prima dan infrastruktur harus jadi pekerjaan utama kedepan,"jelas. (SP/ Ehdi Amin)