Buah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Penuh Makna dan Pelajaran untuk Umatnya

Bulan Rajab adalah bulan dimana Nabi Muhammad S.A.W melakukan perjalanan Isra’ dan Miraj, yakni dari masjidil haram ke Aqsa dan menuju Tuhannya

Penulis: Lisma Noviani |
zoom-inlihat foto Buah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Penuh Makna dan Pelajaran untuk Umatnya
banjarmasin post
Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Perjalanan Isra’ Nabi Muhammad S.A.W adalah perjalanan beliau menjalankan perintah Allah yaitu perintah mengikuti agama Nabi Ibrahim A.S yang lurus yaitu Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 161:

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik".

Dipertemukan dengan Nabi Ibrahim
Mengapa Nabi Muhammad S.A.W harus dipertemukan dengan Nabi Ibrahim A.S? tujuan utamanya adalah untuk belajar agama yang benar, karena agama Nabi Ibrahim sudah banyak diubah oleh sebagian umat Yahudi dan Nasrani, yang kedua-duanya saling berbantah-bantahan mengaku sebagai pengikut agama Ibrahim yang lurus, demikian diceritakan didalam Al-Quran Surat

Ali Imran dari ayat 65-67 yang terjemahannya:

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah-membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui?; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."

Jadi syarat menjadi muslim yang benar pokok utamanya adalah tidak syirik, itulah agama tauhid. Menyembah Allah Yang Esa tidak berarti hanya berupa pengakuan didalam ucapan saja akan tetapi harus ada kesaksian dari seluruh organ tubuh kita yaitu perbuatan-perbuatan kita jangan sampai keluar dari perintah-perintah Allah.

Seluruh perintah Allah tertuang di dalam Al-quran dan Hadits yang Shahih, seperti tidak merusak bumi, tidak menghina sembahan orang lain, tidak memaksakan agama, tidak curang baik ketika membeli maupun menjual, tidak merugikan hak-hak orang lain, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak merusak, menyantuni fakir miskin, memelihara anak yatim dan banyak lagi yang kesemuanya adalah wajib.

Jangan Ambil Fiqihnya Saja

Banyak di kalangan umat Islam mengambil kewajiban agama hanya dari sisi ritual saja. Wajib ritual hanya sebatas dari ilmu Fiqih, sedangkan agama Islam bukan hanya sebatas ilmu Fiqih.

Islam mengajarkan semuanya, Ilmu Fiqih, Aqidah, Faraid, Akhlaq, Tasawuf, Pemeliharaan Alam, Penanggulangan bencana, dan banyak sekali yang semuanya tertuang didalam Al-Quran dan Hadits yang shahih.

Tapi sangat disayangkan Umat Islam hanya mengambil Fiqihnya saja. Umat Islam semuanya hobby dalam mengerjakan sholat tapi tidak hobby membersihkan lingkungan, membuang sampah di sungai dan fasilitas umum mayoritas dikerjakan orang Islam.

Masjid hanya dijadikan alat pelarian agar dianggap Islam. Padahal bukti bahwa kita Islam, bukanlah di dalam Masjid, akan tetapi di luar masjid.

Di dalam Masjid ada orang baik, tapi juga ada pencuri, koruptor, penipu, penjilat, pencari muka yang kesemuanya pura-pura. Ketika mereka keluar masjid baru tampaklah hakikat mereka, ada yang pelit, kejam, pencuri, penindas, pejabat yang sewenang-wenang, tukang pukul istri dan anak dan lain sebagainya.

Di luar masjid itulah malaikat Rakib dan Atid mencatat perbuatan asli mereka.

“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka”. (Q.S Az-Aukhruf: 80)

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved