Buah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Penuh Makna dan Pelajaran untuk Umatnya
Bulan Rajab adalah bulan dimana Nabi Muhammad S.A.W melakukan perjalanan Isra’ dan Miraj, yakni dari masjidil haram ke Aqsa dan menuju Tuhannya
Penulis: Lisma Noviani |
Oleh: H Abdul Haris Lc
Penyuluh Agama Islam pada Kementerian Agama Kabupaten Lahat

BULAN ini adalah bulan Rajab, bulan yang tidak asing bagi kita selaku umat muslim.
Bulan Rajab adalah bulan dimana Nabi Muhammad S.A.W melakukan perjalanan Isra’ dan Miraj. Isra’ adalah perjalanan seorang Hamba Allah di malam hari dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha.
Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan seorang Hamba Allah menghadap kehadirat Tuhannya atau yang dikenal dengan “menuju sidratul muntaha”.
Konsep Isra’ terdapat di dalam Surat Al-Isra’ ayat 1
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha selain berarti syariat juga mempunyai arti hakikat, Masjidil Haram berarti tempat ketundukan yang mulia yaitu kalbu yang bersih (qalbun salim).
Sedangkan Masjidil Aqsha adalah tempat ketundukan tertinggi yang dilambangkan dengan langit ketujuh yaitu “maqom Ibrahim”. Maqom Ibrahim artinya kedudukan Ibrahim yaitu sebagai Imam seluruh umat manusia,
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim". (Q.S Al-Baqarah:124)
Do’a Ibrahim untuk seluruh anak cucunya hanya akan mengenai orang-orang yang baik dan tidak dzalim. Khusus untuk Isra’ dengan syarat mencapai tingkat perbuatan baik yang sebanding.
Demikian yang telah diceritakan Allah di dalam Al-Quran Surat Ath-Thur Ayat 21:
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”.
Perbuatan baik Nabi Muhammad S.A.W saat itu mencapai perbuatan baik Nabi Ibrahim A.S, demikian yang dikabarkan Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 68:
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman”.