Pemilu 2019
Cerita Suka Duka Kampanye Caleg Muda, Saat Sosialisasi Masyarakat Malah Kabur
Wanita kelahiran 24 Juli 1995 silam ini mengaku, memiliki pengalaman suka dan duka selama hampir 5 bulan turun menyapa masyarakat
Penulis: Arief Basuki Rohekan |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Masa kampanye pemilu serentak 2019 dimulai sejak 23 September 2018 lalu hingga 13 April 2019.
Selain butuh stamina, calon legislatif (Caleg) haruslah memiliki "amunisi" yang cukup besar untuk bisa menyapa masyarakat dengan berkampanye.
Caleg juga harus bisa menarik simpati masyarakat, meskipun di lapangan belum tentu diterima secara terbuka.
Caleg DPRD Kota Palembang periode 2019-2024, RR Atika Widya Utama berbagi pengalaman menarik kepada tribunsumsel.com.
Caleg ini maju melalui partai Garuda daerah pemilihan (Dapil) IV meliputi Kecamatan Sako, Sematang Borang dan Kalidoni.
• Joko Driyono Resmi Ditetapkan Tersangka Kasus Pengaturan Skor, Dicekal ke Luar Negeri
• Sukses Kelola Genjer Jadi Sumber Penghasilan, Desa Nantal Wakili Lahat Selatan di Lomba Desa
Wanita kelahiran 24 Juli 1995 silam ini mengaku, memiliki pengalaman suka dan duka selama hampir 5 bulan turun menyapa masyarakat.
Namun dirinya harus bisa menyesuaikan diri, agar bisa diterima masyarakat.
"Pengalaman selama kampanye sih banyak, karena kan beragam orang beragam juga caranya. Ada yang welcome dengan kedatangan kita dengan penyambutannya pun baik,"
"Tapi ada juga yang yang tidak sesuai harapan, seperti rasanya untuk mandang kita pun enggan gitu," kata Tika sapaan akrab Atika.
Menurut putri dari pasangan H Raden Wijaya dan Hj Ela Aspiati ini, dengan perlakuan yang kurang bersahabat itu, Tika mengaku hal itu jadi tantangan baginya.
• Ini Jadwal dan Acara Cap Go Meh 2019 di Kampung Kapitan Palembang, Ada Drama Legenda Pulau Kemaro
• Jakabaring Ditetapkan Pusat Sport Tourism Indonesia, Ini Manfaat Akan Diperoleh Palembang
Salah satunya harus ada pendekatan emosional kepada mereka.
Apalagi partainya merupakan partai baru yang masih belum banyak orang tahu dan mengenal partai Garuda.
"Ketika kita mendatanginya mereka ada yang gak mau denger yang kita bicarakan, malahan mereka kabur gitukan. Namanya manusia, suka gak hiraukan kita karena berpikir itu partai apa sih, terus kok gak pernah denger gitu kan."
"Nah itu, kita harus benar- benar memperkenalkan diri, dan partai ini bahwasanya partai ini memang bukan mencari tokoh yang sudah besar, dan terkenal tapi ingin menjadikan seseorang menjadi seorang tokoh yang baru," tandasnya.
Sarjana psikologi dari UIN Raden Fatah dan Universitas Azzahra Jakarta ini menambahkan, jika saat ini ia berusaha bertemu langsung ke masyarakat, dengan cara kampamye dialogis berupa tatap muka dan berdialog langsung ke masyarakat.
• Sedang Jadi Perbincangan: Foto Calon DPD Ini Begitu Menawan, Mengenal Nandriandi Octarina
• Saat Safari Jumat di Bukit Baru, Herman Deru Ngaku Iba dengan Wako Palembang