Pemilu 2019

Cerita Suka Duka Kampanye Caleg Muda, Saat Sosialisasi Masyarakat Malah Kabur

Wanita kelahiran 24 Juli 1995 silam ini mengaku, memiliki pengalaman suka dan duka selama hampir 5 bulan turun menyapa masyarakat

Tribun Sumsel/ Arief Basuki Rohekan
Caleg DPRD Kota Palembang periode 2019-2024, RR Atika Widya Utama 

"Yang jelas, pertama kita memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada masyarakat, kayak kata pepatahkan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka tak mesra."

"Ya, tentunya sosialisasi pengenalan diri dari sanak keluarga, dan teman teman juga, bagi yang belum kenal, kita perkenalkan dan kita jalin ikatan yang bisa mempunyai hubungan emosional yang baik. Maka insyaallah tercapai," ucap wanita 24 tahun ini.

Mengenai apa yang ia tawarkan kemasyarakat, Tika mengaku apabila ia sudah melakukan hablum minannas harus berorientasi kepada hablum minallah.

"Jadi harus bisa bermanfaat kepada orang lain, dalam pengabdian ke masyarakat," bebernya, seraya mentornya didunia politik adalah sang ayah.

Ia mencalonkan diri menjadi seorang calon anggota legislatif, karena melihat bahwa adanya problem-problem yang mungkin kurang diperhatikan pemerintah.

"Problem-problem yang terjadi dimasyarakat, berupa kenakalan remaja kemudian narkoba, dan banyak juga penderita penderita penyakit kronis."

"Di dalam konteks keilmuan saya, yang kebetulan saya ini adalah seorang sarjana psikologi, ternyata berdasarkan hasil penelitian ini 50 persen dari penyakit- penyakit ini, adalah terjadi karena adanya masalah spiritual dan psikis pada diri kita," ungkapnya.

Dilanjutkan Tika, ia menilai sekarang persoalannya, anak-anak sekarang ini sering disebut dengan kids jaman now.

Dimana mereka ini terkadang mudah mengamuk, mudah marah, emosinya tak terkontrol dan juga kelakuannya makin lama makin beragam.

Embat Burung Beo dan Motor, 2 Resedivis Pembobol Rumah Warga Kertapati Ini Ditangkap Polisi

Momen Haru Pemakaman Khairunnas Afrizal, Mantan Pemain PSPS Riau yang Tewas Bersama Istri dan Anak

"Maka dari itu, ternyata ini ada satu prospektif bagaimana anak-anak ini bisa diadakan pendampingan-pendampingan. Nah untuk ini kita butuh biro- biro konseling,"

"Seharusnya untuk ini pemerintah hadir untuk ini kita harus ada penguatan melalui perda sehingga fungsi eksekutif bisa menganggarkannya," ungkapnya.

Nah, ia punya konsep bagaimana penguatan dibidang kesehatan ini, apa itu?

Itu adalah dengan membuat yang namanya homecare, jadi bukan masyarakat yang mendatangi dokter tapi dokter yang mendatangi pasien.

"Saya lihat dari postur anggaran memungkinkan untuk itu. Persoalannya kita pemerintah daerah ini mampu atau tidak? Pemerintahan mampu dan menjalankan, bisa atau tidak? Ketika dia bisa melaksanakan payung hukumnya ada atau tidak?"

"Nah disinilah mengapa saya tampil akan mencoba dengan teman- teman melalui partai Garuda ingin membuat ini. Kemudian dengan adanya yang membuat dengan disebut homecare, kita dorong melalui perda ini. Kalau ada masyarakat yang sakit cukup dirawat dirumah, dan pendampingan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved