Tsunami Banten dan Lampung
Dimakamkan di Lahat, Ade Jigo Tak Kuasa Menahan Tangis di Depan Makam Sang Istri
Mantan personel Teamlo, Ade harus kehilangan istrinya, Mezuya, usai diterjang gelombang tsunami di Tanjung Lesung Beach Resort
Ia kemudian meminta agar secepatnya dikirim bantuan ke sana.
"Minta tolong segera bantuannya. Segera karena banyak anak kecil dan ibu hamil. Saya minta tolong segera bantuan terkait," ujar mantan personel Teamlo ini.
"Saya salah satu korban selamat tsunami Tanjung Lesung, diawali dengan gempa dulu. Tiba-tiba air datang dan akhirnya kami terbawa arus. Mohon bantuannya terima kasih," tambahnya.
Ade juga mengabarkan bahwa ia dan beberapa korban sedang berada di Klinik Alinda Husada.
Ia pun memperlihatkan kondisi korban lainnya yang dirawat di klinik tersebut.
Dari data pencarian Google, klinik tersebut berlokasi di Jalan Raya Panimbang Tanjung, Panimbangjaya, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Kondisi klinik Alinda usaha tmpt sy dan anak2 di rawat, kondisi sebagian sdh ada yg pulang..mohon doanya semua semoga istri sy @meucha dan sahabat sy @argojimmygo selamat dan bisa berkumpul bersama kita..Amiin," tulis Ade pada keterangan video.
Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.
Dalam surat resminya, tsunami di Selat Sunda ini di antaranya menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Tsunami terjadi Sabtu (22/12/2018) malam sekitar pukul 21.27 WIB.
Tsunami bukan dipicu oleh gempabumi. Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik.
"Dalam surat resmi dari BMKG, kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Minggu (23/12/2018).
Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang.
Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).
Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami.