Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh
Waktu Kritis Saat Take Off Pesawat, Begini Penjelasan Captain Budi Soehardi
Ingat dengan film Ika Natassa yang berjudul "Critical Eleven"? Judul itu rupanya merujuk pada menit-menit krusial di atas pesawat.
TRIBUNSUMSEL.COM - Ingat dengan film Ika Natassa yang berjudul "Critical Eleven"?
Judul itu rupanya merujuk pada menit-menit krusial di atas pesawat. Yakni 3 menit sesaat setelah lepas landas. Dan 8 menit menjelang pesawat landing atau mendarat.
Bersumber pada Wikipedia, secara statistik 80 persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu.
Lalu apa kaitan film drama romantis yang diperankan Reza Rahadian dan Adinia Wirasti itu dengan musibah jatuhnya Lion Air JT 610, Senin (29/10/2018) pagi?
Baca: Jadi Korban Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Cici Ariska Sempat Posting Ini Sehari Sebelum Insiden
Bila kita simak konfirmasi Presdir Grup Lion Air Edward Sirait, pesawat Lion Air JT 610 terjatuh setelah mengudara selama sekitar 13 menit.
Sebelum loss contact, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui kru pesawat sempat meminta kembali ke bandara (return to base).
Artinya, pada menit-menit itu sudah menjadi menit kritis seperti disebut dalam istilah penerbangan critical eleven.
Penelitian Boeing yang dilakukan pada periode 1950-2004 menyebutkan, mayoritas kecelakaan terjadi pada tahap take off (sebesar 17 persen) dan landing (sebesar 51 persen).
Bagi kru pesawat saat mau take off dan landing ada istilah ‘one minute silent review’, satu menit diam untuk memikirkan segala kemungkinan yang terjadi dan aksi apa yang dilakukan terkait dengan situasi tersebut.
Baca: Sebelum Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Pramugari Alfiani Curhat Soal Pekerjaan , Aku Lelah Mom
Ada beberapa kondisi yang mungkin dapat dialami pesawat saat take off dan landing, dan one minute silent review merupakan kondisi meditatif bagi crew untuk nantinya cepat mengambil tindakan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.
Mengulas hal tersebut, Tribunsumsel melalui sambungan telfon bersama Mantan pilot Garuda dan Singapore Airlines, Captain Budi Soehardi menceritakan bagaimana besarnya potensi pesawat jatuh pada waktu take off atau lepas landas pesawat.
Captain Budi Soehardi menyebutnya sebagai critical time atau waktu kritis dalam penerbangan sangat rentan pada saat pesawat telah melakukan take off atau berangkat dari landasannya.
Hal itu disebabkan selain karena terbatasnya panjang landasan pesawat, juga karena kecepatan pesawat yang semakin kencang untuk menyeimbangkan pesawat dengan tekanan saat di udara.
Baca: Firasat Buruk Keluarga Pramugari Alfiani, Sebelum Kabar Pesawat Jatuh
Pria yang dijuluki Ayah dari 100 Anak ini menjelaskan pada saat di posisi tertentu, seperti pada kecepatan pertama, di posisi itulah waktu kritis atau rentan terjadi jatuhnya pesawat.
"Waktu rentan jatuhnya pesawat itu pada saat take off karena apa? panjang landasan terbatas kemudian pesawat kan makin lama makin kenceng kan. Nah pada posisi tertentu itu ada istilahnya namanya kecepatan pertama itu sangat critical" kata Budi.
Menurut Pria yang kini mendedikasikan waktu penuh untuk mengurus anak-anak Panti AsuhanKasih Roslin, di Kupang NTT ini, Pilot hanya memiliki waktu selama 2 detik untuk melakukan sesuatu saat pesawat mengalami kendala diatas udara.
"karena waktu kita action atau waktu kita mengetahui pesawat mengalami sesuatu langsung melakukan sesuatu saat itu juga itu maksimumnya hanya sampai 2 detik saja"
"dari take off itu dari posisi buka mesin sampai kurleb 50 fit diatas landasan kalau itu bebas kesananya udah lancar", ujarnya.
Meski pada saat pesawat pada posisi akan melakukan pendaratan juga termasuk waktu yang perlu diwaspadai, namun tidak segenting saat pesawat udara melakukan take off.
"tapi landing tidak se- critical pada saat take off, karena pada dasarnya landing akan semakin mengurangi kecepatan", jelasnya.
Pendaratan pesawat jug dianggap waspada karena harus melakukan presisi. Dijelaskannya, ada arahan posisi tertentu pada saat pesawat akan mulai melakukan pendaratan seperti cat one, cat two, cat three A, B, dan C.
"Cat 1 itu boleh turun 200 fit, cat 2 boleh turun 100 fit, cat 3 A boleh turun sampai 50 fit, cat 3 B sampai 20 fit, kalo cat 3 c gausah lihat landasan itu udah boleh langsung landing", ujarnya.