IMF Bali 2018
IMF di Bali Telan Anggaran 800 Miliar Lebih Dianggap Pemborosan, Ini Analisa Presiden RI ke-6 SBY
Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah Annual Meeting tahun 2018 dan telah menganggarkan dana sekitar Rp 855,5 miliar
Saya tahu ada pihak yg menentang (kontra) & ada pula yg mendukung (pro). Demokrasi memang begitu. Yg penting jangan hitam-putih *SBY*

Alasan yg menentang, pertama, pertemuan "besar-besaran" ini tak tepat dilaksanakan ketika kita tengah alami bencana. Tidak berempati *SBY*
Kedua, biayanya terlalu besar & dianggap sebagai pemborosan. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia tengah hadapi tekanan fiskal. *SBY*
Jika dikaitkan dgn bencana, mungkin persiapan & perencanaan pertemuan ini sudah matang, sehingga tak bisa ditunda lagi. *SBY*
Kalau itu alasannya, jadikan pula pertemuan ini sebagai wahana & forum solidaritas, termasuk "fundraising" utk bantu rakyat yg terkena bencana *SBY*
Acara yg dinilai tak sensitif thd suasana duka (bencana), bisa dibatalkan atau dikurangi. Hal begitu biasa dlm perhelatan internasional *SBY*

Terhadap kritik yg menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, pemerintah bisa berikan penjelasan & klarifikasi yg gamblang & transparan *SBY*
Biar tak jadi fitnah & "hoax", DPR RI bisa minta penjelasan kpd pemerintah & BPK juga bisa lakukan audit apakah terjadi pemborosan *SBY*
Negara kita miliki sistem & tatanan yg baik jika ada "perselisihan". Namun, berikan kesempatan kpd negara menjadi tuan rumah yg baik *SBY*
Demikian bagian pertama dari komentar saya ttg Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali ini. Bagian kedua insya Allah akan saya sampaikan esok *SBY*
Dilansir dari TribunBali, "Junk junk imf. Junk junk world bank!" teriak para peserta aksi dari Gerakan Rakyat Menentang (GRM) IMF-WB di kawasan Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Senin (8/10/2018).
Peserta aksi ini kurang lebih berjulah 150 orang.
"Hentikan perampasan upah tanah kerja. Upah tanah kerja adalah keharusan," pekiknya lagi.
Mereka berjalan dari parkir Timur Lapangan Renon menuju ke depan Monumen Bajra Sandhi dengan membawa berbagai selebaran, bendera, dan juga spanduk.
"Rakyat yang tertindas menolak IMF-World Bank hadir di Indonesia. Kita bawa kepentingan rakyat Indonesia bukan golongan. Puluhan tahun IMF hadir tidak membawa dampak untuk kesejahteraan rakyat," kata salah satu orator, Ririn.