Vaksin MR
7 Siswanya Positif Rubella, tapi Sekolah di Lubuklinggau Ini Tolak Vaksin Measles Rubella (MR)
Kabid P2P Dinkes Kota Lubuklinggau mengatakan, tujuh orang yang dinyatakan positif menderita Rubella berasal dari satu sekolah
Penulis: Eko Hepronis |
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Sepanjang pelaksanaan kampanye dan imunisasi Measles dan Rubella (MR) di Kota Lubuklinggau, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menemukan tujuh kasus penderita rubella.
Kabid P2P Dinkes Kota Lubuklinggau, dr Jeanita Sri A Purba mengatakan, tujuh orang yang dinyatakan positif menderita Rubella tersebut berasal dari satu sekolah di Kota Lubuklinggau.
Jeanita menuturkan awalnya ada satu sekolah yang menolak vaksinasi MR, ternyata dari sekolah tersebut ada 10 anak yang menderita penyakit campak.
Baca: VIDEO : Kerap Alami Penolakan, Dinas Kesehatan Kesulitan Kampanye Vaksin Measles Rubella (MR)
Baca: HUT 73 TNI, Polres Muaraenim Berikan Surprise Setiap Datangi Kodim, Bataliyon, Rindam dan Koramil
Baca: Jadwal dan Live Streaming UFC McGregor vs Khabib, Minggu (7/10), Ini Fakta-fakta Tentang Keduanya
"Kemudian dari Dinkes ada sebuah Protap jika ada orang terkena campak, maka kami akan lakukan kroscek dan memetakan bersama Puskesmas wilayah itu," kata Jeanita pada Tribunsumsel.com, Kamis (04/10).
Hasil kroscek 10 orang anak yang akan diperiksa darahnya tersebut, ternyata yang bersedia hanya tujuh orang, sementara tiga orang lainnya tidak bersedia.
"Dari tujuh orang yang diambil darahnya, ternyata mereka bukan mengalami campak tapi terkena rubella," terang Jeanita.
Ia menyampaikan, penyakit rubella sangat berbahaya. Satu orang penderita rubella bisa menularkan ke 12-18 orang lainnya,
sementara satu penderita Campak akan menularkan ke 4-6 orang lainnya.
Baca: Jual Beli Handphone Bekas (Seken) Palembang, Samsung, Oppo, Xiaomi, Cek di Sini
Baca: 2 Bocah Pamit Mandi di Sungai Komering, Satu Anak Hilang, Satu Lagi Ditemukan Hanyut 3 Jam Kemudian
Baca: Jual Beli Mobil Bekas Murah di Palembang (Sumsel) Oktober 2018, Cek di Sini, Ada yang Rp 20 Jutaan
"Jadi mana yang lebih bahaya dan mana yang perlu diantisipasi, maka jawabannya adalah rubella. Campak sudah terlihat dua sampai tiga hari sedangkan rubella tujuh hari baru keluar bintik merah, sebelum keluar bintik merah sudah menular. Setelah keluar, akan menular lagi selama delapan hari," ujarnya.
Jeanita pun menyayangkan adanya sejumlah sekolah yang menolak vaksinasi MR di Kota Lubuklinggau, bahkan mengeluarkan cara mengantisipasi bukannya tanpa tujuan, tapi tujuannya jelas.
"Itulah pemerintah telah mengeluarkan antisipasi, eh ternyata malah ditolak. Namun apa, ternyata sekolah yang menolak ada penderita rubella, silahkan hitung 1X 12-18 orang terkena, bayangkan apa yang terjadi, itu terjadi seumur hidup," ungkapnya.
Bahkan Jeanita mengatakan pasca ada temuan itu, karena pihak sekolah menolak dengan alasan tidak ada perintah dari atasannya, maka Puskesmas setempat membentuk posko penanganan.
Baca: Kabut Asap di Palembang Makin Pekat, Jadwal Penerbangan Pesawat di Bandara SMB II Tetap Normal
Baca: Iwan Jari Enam Begal Sadis Bersenjata Api Tewas Ditembak Polisi, Ini Sejumlah Daftar Kejahatannya
"Namun apa terjadi, tidak ada satu pun anak yang datang," terangnya.
Kadinkes Kota Lubuklinggau, Idris mengatakan sampai saat ini anak-anak yang sudah divaksinasi MR di Kota Lubuklinggau baru 62 persen sejak dicanangkan September lalu.
"Kita pun optimis target 95 persen anak-anak tervaksin bisa terlaksana dengan jumlah wajib vaksin mencapai 65 ribu anak. Apalagi masa vaksinasi MR diperjanjang sampai 31 Oktober mendatang," ungkapnya.
Baca: Pilih Motor, Sepeda atau Kuda, Ini Pilihan Prabowo Dijelaskan Jubirnya
Baca: Batas Waktu Pelaporan LHKPN Berakhir, tetapi Sejumlah Pejabat Prabumulih Belum Lapor Harta Kekayaan
Ditambah saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa vaksinasi untuk anak-anak diperbolehkan, sehingga beberapa sekolah yang dulu menolak sekarang mau di Vaksinasi. Termasuk sekolah tempat siswa positif rubella yang tadinya menolak sekarang sudah membolehkan.
"Untuk sekolah dibawah naungan Kementrian Pendidikan di Kota Lubuklinggau semuanya sudah selesai, yang belum beberapa sekolah dibawah naungan Kementrian Agama (Kemenag), tapi kita sudah koordinasi," ujarnya. (Joy)