Gempa Donggala

Gempa Donggala, Muncul Lumpur Pencabut Nyawa Disebut Likuifaksi yang Kuburkan Sebagian Wilayah Ini

Gempa Donggala, Muncul Lumpur Pencabut Nyawa Disebut Likuifaksi yang Kuburkan Sebagian Wilayah Ini

kompas.com/rosyid a azhar
Seorang warga menunjukkan rumah beton yang digulung lumpur yang keluar dari perut bumi dan berpindah ratusan meter di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pasca-gempa bermagnitudo 7,4. 

Likuifaksi ini sebenarnya seringkali terjadi saat gempa kuat terjadi di berbagai tempat, tetapi keadaan permukaan bumilah yang menentukan terjadinya longsor, menurut Agustan, ahli geologi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Contoh waktu gempa Tasikmalaya tahun 2009, itu ada likuifaksi muncul. Tetapi mungkin karena di daerah itu topografinya datar kemungkinan lumpur saja, tidak menyebabkan longsor. Nah kalau kejadian di Palu kemarin, kejadian ada longsor karena mungkin topografinya lebih curam," katanya.

Belajar dari Jepang
Mengingat sebagian wilayah Indonesia berada di daerah Cincin Api Pasifik maka kemungkinan terjadinya likuifaksi selalu ada.

Tetapi sebenarnya terdapat sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya, seperti melakukan pemetaan bencana yang lebih menyeluruh misalnya.

"Pemetaan, inventarisir wilayah-wilayah yang rawan bencana, termasuk survei likuifaksinya. Dan kaya'nya ini yang belum terstruktur di Indonesia, datanya masih spot-spot saja daerah yang sudah dipetakan. Seharusnya kota-kota itu sudah dipetakan tingkat kerawanan bencananya, apakah bencana likuifaksi, gempa dan sebagai macam," kata Agustan dari BPPT.

jepang

Likuifaksi terjadi di Kota Hokkaido, Jepang, sewaktu gempa melanda kawasan itu pada awal September lalu/EPA.

Sementara itu, Indonesia juga dapat belajar dari negara lain seperti Jepang untuk menghadapi kemungkinan terjadinya akibat merusak likuifaksi dan penggunaan pemetaan bagi rencana tata ruang kota.

"Kita melakukan penelitian itu awalnya adalah untuk peruntukan tata ruang. Jadi memberikan rekomendasi ke pemerintah daerah untuk mengatur tata ruangnya beraspek bencana, bencana geologi, salah satunya likuifaksi," kata Taufiq Wira Buana dari ESDM.

"Masih boleh didirikan bangunan asal memenuhi kaidah-kaidah tahan gempa. Tidak baik untuk hunian yang tingkat tinggi, tingkat tiga atau empat. Saya perhatikan yang berbiaya murah di Jepang, itu salah satunya dengan rumah kayu," tambah Taufiq.

(bbc indonesia/kompas.com/facebook)


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved