Pilpres 2019

Demo Mahasiswa Dikaitkan Ketidaksukaan ke Jokowi, Tsamara : Semua Dipolitisasi Kepentingan Pilpres

Selain debat berbahasa inggris, bahasa arab hingga membaca bacaan salat dan Alquran. Entah usulan apa lagi yang akan disampaikan dua kubu

Instagram/ Kolase TribunJakarta.com
Tsamara Amany 

Ia juga memposting video pernyataan Ketum Kowani itu dalam cuitannya.

Begini pernyataan dalam video tersebut :

"Kami tidak mau kalau perempuan-perempuan Indonesia yang sudah mempunya konsep Ibu Bangsa sejak tahun 1935 sebelum kemerdekaan, kalau dibilang emak-emak.

Kami tidak setuju, tidak ada 'the power of emak-emak', yang ada 'the power of Ibu Bangsa'".

Setelah itu, Ferdinand melanjutkan lagi pembahasannya soal emak-emak.

Ia mempertanyakan apa urusan Ketum Kowani soal panggilan emak-emak.

Sebab kata dia, banyak wanita yang suka disebut emak-emak.

Ia pun menyindir Ketum Kowani itu ingin sok beradab, hingga sok ibu sosialita.

Bahkan ia menyindir dengan kalimat tak pantas.

"Urusan apa dia soal panggilan Emak?

Lah banyak yg suka disebut emak2 lu mau apa?

Lu mau sok beradap? Sok strata tinggi? Sok ibu yang sosialita? Ngehek lu (emote)

Hidup PARTAI EMAK-EMAK

@PEPESOfficial"

Ferdinand Hutahaean
Ferdinand Hutahaean (Twitter/Ferdinand Hutahaean)

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Kongres Wanita Indonesia, Giwo Rubianto Wiyogo tidak sepakat jika perempuan Indonesia disebut "emak-emak".

Hal itu disampaikan Giwo dalam sambutannya di acara Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 dan Sidang Umum International Council of Woman (ICW) ke-35 .

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved