Berita Lubuklinggau
RS AR Bunda Lubuklinggau Diduga Telantarkan Pasien Keguguran, Harus Bayar Uang Muka 8 Juta
Meningalnya Dini (20) seorang ibu muda hamil delapan bulan sehabis melahirkan melalui operasi caesar
Penulis: Eko Hepronis | Editor: M. Syah Beni
"Setelah itu operasi dilakukan pukul 15.30 WIB, walaupun sudah dioperasi kita juga disuruh untuk mencari tambahan darah lagi, karena dua kantung darah itu kata perawatnya tidak cukup," ungkapnya.
Lalu menjelang magrib proses selesai, Dini dipindahkan keruangan recovery untuk dilakukan perawatan.
Setelah menjalani perawatan didalam ruangan itu Dini dinyatakan meninggal oleh pihak RS.
"Setelah itu kita mengurus adminitrasi dan membayar Rp 10 juta, setelah membayar itu kita baru diizinkan pulang membawa jenazah adik saya itu," unjarnya.
Ahmad pun mengaku sudah ikhlas atas meninggalnya adiknya itu, hanya saja yang ia sayangkan adalah lambannya penanganan RS.
Baca: Ini Alasan Orang Palembang Dulu Menyebut Jembatan Ampera dengan Sebutan Proyek
Sehingga harus terjadi keributan terlebih dahulu baru operasi dilakukan.
"Sebenarnya itu yang kami sayangkan, kalau meninggalnya adik saya itu mungkin sudah takdir, tapi untuk kedepan jangan sampai ada Dini yang lain. Harus meninggal karena lambatnya pelayanan RS," ucapnya.
Sementara Ketua JPKP Musi Rawas Sancik yang melaporkan peristiwa itu sangat kecewa sekali, menurutnya rilis yang disampaikan oleh RS Arbunda tidak benar, karena kenyataaan di lapangan memang meminta uang terlebih dahulu baru ditindak lanjuti.
"Karena dampak dari keterlambatan itu korban bisa infeksi, luka saja bila dibiarkan akan infeksi, apalagi itu mau melahirkan harusnya penanganan dahulu, urusan biaya setelahnya," ucapnya
Untuk itu, atas nama JPKP Kabupaten Mura siap bertanggung jawab dan memenuhi laporan.
Klarifikasi Pihak RS
Direktur Rumah Sakit AR Bunda Sarah ketika dikonfirmasi membatah telah menelantarkan pasien itu.
Ia menuturkan jika pihaknya tidak pernah memberlakukan uang muka sebelum operasi." Itu tidak benar, kami tidak ada uang muka, biaya apapun akan kami sampaikan setelah pelayanan selesai," ujar Sarah pada Tribunsumsel.com, Rabu (01/08).
Sarah menerangkan jika memang pasien meninggal dunia pasca operasi caesar di RS AR Bunda Lubuklinggau, namun selama ini pihak RS Arbunda tidak pernah menelantarkan pasien tersebut.
"Jam 13.01 dilakukan penanganan pertama kegawatdaruratan di UGD diputuskan untuk operasi, 13.20 pihak keluarga menandatangani persetujuan operasi, jam 13.40 dilakukan persiapan operasi," ungkapnya
