Wak Gajah Meninggal

Kisah Wak Gajah yang Memutuskan Untuk Berhaji Pada Tahun 2007, 'Kakak la capek. Nak (mau) tobat'

Kisah Wak Gajah yang Memutuskan Untuk Berhaji Pada Tahun 2007, 'Kakak la capek. Nak (mau) tobat'

Tribun Sumsel/ Siemen Martin
H Marzuki alias Juki Gajah atau Wak Gajah semasa hidup (kiri) dan suasana pemakaman almarhum (kanan) 

"Katanya pelakunya sudah diamankan, cuma belum tahu juga. Rencananya besok dimakamkan. Biasanya sih di TPU dekat rumah," kata Ucok.

Taat Beribadah

Masyarakat yang mendiami pemukiman Lorong Akpus Kelurahan Ogan Baru, begitu merasa kehilangan sosok tokoh masyarakat yang berjiwa sosial tinggi yakni H Marzuki alias Juki Gajah.
Mantan preman yang berasal dari Kayu Agung itu menghembuskan nafas terakhir Senin malam usai mengalami tabrak lari.
Memasuki lorong sempit menuju kediaman almarhum, beberapa warga terlihat menangis tersedu-sedu.
Rumah almarhum yang sederhana dipadati pelayat. 
Tokoh politik hingga pejabat mendatangi rumah almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir.
Selain itu pelayat juga membacakan surat yasin.
Salah satunya H Arpani, tokoh agama Kelurahan Ogan Baru ini yang sejak kecil bersama merasa kehilangan sosok Juki.
Sama-sama kelahiran tahun 1956 dan berasal dari Kayu Agung, Juki sejak 10 tahun terakhir dinilainya rajin beribadah.
"Setiap hari jelang solat 5 waktu beliau kalau tidak ke Masjid Jamirul Khoirot pasti ke Musola Muslimin," ungkap Arpani.
Bahkan ia dalam memberikan penghormatan terakhir, menjadi pembaca doa usai jenazah dikebumikan.
Menurutnya, Juki adalah sosok yang tidak ada duanya.
Selain dikenal seantero Sumsel, jiwa sosial almarhum sangat tinggi.
Hal itu diketahui setiap ada warga yang kesulitan diberi jalan keluar atau bantuan dari Juki.
Bukan itu saja, Juki yang notabene bukan seorang kiyai atau ustaz, kharismanya dalam beribadah dihormati kerabat.
Tak jarang banyak anak buahnya yang  ikut jalur Juki sebagai preman tobat.
"Almarhum disegani dan dihormati, beliau adalah sosok panutan bagi masyarakat Kertapati," katanya.
Almarhum H Marzuki Bin Sarmin meninggal pada usia 62.
Almarhum meninggalkan tiga anaknya yaitu Sarmidi, Mega dan Meli.
Sedangkan istrinya Marni telah meninggal dua tahun lalu.
Usai dikebumikan, pelayat masih memadati kediaman almarhum.
Anak mantu almarhum, istri Sarmidi tak kuasa menahan tangis beberapa kali ia terlihat lemas dan pingsan. 
Hal itupun terlihat pada Sarmidi, saat ditemui Tribun ia belum mau memberikan komentar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved