Tanpa Orangtua, Bocah ini Hidupi Saudaranya di Gubuk Reot Bikin Nangis

Keberadaan media sosial saat ini kerap kali dijadikan tempat untuk curhatan.

Banyak pelanggan mengaku iba atas kerja keras mereka. Warga bersimpati karena mereka berjuang hidup mandiri tanpa harus mengemis di jalan atau mengharap belas kasihan orang lain.

Marhuma, pelanggan sayuran, mengaku salut dan hormat atas jerih payah mereka meski dalam kondisi serba terbatas. Hatinya terketuk, apalagi mengingat anak-anak bertubuh kurus itu sering kali tidak kuat bekerja fisik seperti itu.

"Kasihan, pernah digotong warga karena jatuh pingsan di jalanan karena kelaparan. Kondisi kesehatannya pulih setelah diberi makanan oleh warga," ujar Marhuma.

Kehilangan masa kanak-kanak

Kehidupan lima bocah bersaudara ini memang tidak ringan. Kedua orangtuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Ayah mereka meninggal dunia dalam kecelakaan kerja di Kuala Lumpur, Malaysia. Sang ibu sudah berpulang lebih dulu karena sakit. Sejak saat itu, mereka berlima harus merawat sang nenek.

Deraan hidup yang demikian keras seringkali membuat anak-anak itu kehilangan masa kecilnya.

Ketika melihat anak-anak lain hidup berbahagia berkumpul bersama keluarga dan orangtuanya, mereka hanya hanya dapat berandai-andai mengalami hal serupa.

Sambil mengusap air matanya, Ard mengatakan kerap bersedih karena tak ada lagi orangtua tempatnya mengadu dan berkeluh kesah.

Si anak bungsu bahkan tidak lama melihat wajah kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya telah tiada saat ia belum genap berusia setahun.

Atas kondisi itu, Salamiah mengaku kerap mencemaskan kehidupan dan masa depan kelima cucunya. Namun apa daya, tubuhnya yang lemah membuatnya harus menerima keadaan ini tanpa bisa berbuat banyak.

Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved