Tanpa Orangtua, Bocah ini Hidupi Saudaranya di Gubuk Reot Bikin Nangis
Keberadaan media sosial saat ini kerap kali dijadikan tempat untuk curhatan.
Baca: Tak Disangka Ivan Gunawan Pernah Kurus Pada Masanya, Malah Ikut Cover Boy, ini Fotonya
Baca: Ayu Ting Ting Jadi Bintang Tamu di Raffi Billy & Friends, Perkataan Raffi Ahmad Bikin Heboh Netter
Baca: Ibu Ayu Ting Ting Lakukan Tanam Benang, Penampilannya Kini Mengejutkan
Berikanlah kesehatan limpahkanlah rejeki Mu, balaratu tolong doakan mereka, ratu tidak tahu lokasi kedua adik ini.
Mereka hidup di gubuk tanpa alas dan atap yang hanya jerami tanpa orang tua, hanya dapat DM untuk ikut mendoakan mereka.
Sejumlah netizen pun ikut terharu dan bebrapa ingin memberikan bantuan.
era_mahardhikaYa Allah Ya Tuhannnnnku murahkan rezeki mereka smogaaa dinsos didaerah ini bs membantu
risdha_sihombingYa Tuhan sedih melihat nya semoga cepat dpt pertolongan
moniquehamidah73Ya Alloh, semoga ada uluran tgn secepatnya utk membantu mereka

Bocah-bocah Yatim Piatu Ini Berjuang Hidup sambil Berjualan Sayur Keliling Kampung
TRIBUNSUMSEL.COM, POLEWALI MANDAR - Hari masih gelap. Namun, dua bocah yatim piatu di Dusun Kanang, Desa Batetangga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ini sudah bangun lebih awal untuk memetik sayuran dari kebun warga di sekitar rumahnya.
Sayur yang mereka petik itu tidak dimasak untuk mereka sendiri. Dua bocah perempuan itu, Jul (13) dan Ard (11), harus mengemas kangkung, daun singkong, bayam, hingga kacang panjang untuk dijual berkeliling kampung.
Saban hari, kakak-beradik yang belum dewasa itu harus mendorong gerobak berkilo-kilo meter jauhnya untuk menjajakan sayur. Semua dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi mereka berlima dan nenek mereka yang sudah renta.
Jul dan Ard berbagi tugas dengan tiga saudara kandung mereka yang lain. Tugas mencari nafkah dan mengurus rumah dilakukan secara gotong-royong untuk membantu nenek mereka yang sakit-sakitan.
Selain Jul dan Ard yang mencari uang dengan berjualan sayur keliling, anak tertua bernama Jel (15) hidup terpisah di luar kota untuk bekerja. Dua anak terakhir, Haf (6) dan Beb (5) mendapat bagian mengurus rumah dengan mencuci baju serta piring.