Ibu ini Curiga Peti Mati Anaknya Ringan, Baru Tahu Faktanya setelah Makam Digali 42 Tahun Kemudian
Kehilangan seorang anak adalah hal yang menyedihkan bagi seorang ibu. Apalagi, jika sang ibu tidak memiliki kesempatan untuk melihat
Lydia tidak bisa membuka peti mati itu karena adanya larangan tertentu.
Sehingga, ia menghabiskan waktu lebih dari 40 tahun untuk mencari hakim yang mempercayai ceritanya dan mengizinkannya membongkar lagi makam anaknya.
Akhirnya setelah 42 tahun, Lydia berhasil membawa kasus itu ke pengadilan, berkat bantuan seorang professor bernama Dame Susan Black.
"Aku harap aku salah. Aku ingin dipanggil wanita tua yang bodoh saja.
Tapi ketika pakaian anakku diangkat, aku tahu tidak ada apa-apa di sana.
Aku terkejut. Aku tidak tahu harus berkata apa."

Di dalam peti mati, hanya ada pakaian, salib, topi dan papan nama.
Bahkan, yang menambah kekecewaan adalah nama Gary yang dilafalkan dengan salah.

"Anakku tidak di sana. Seseorang pasti mengambil tubuh anakku.
Aku telah mengubur peti mati kosong.
Aku ingin dilakukan tes untuk mengetahui apakah ada bagian tubuh anakku di sana," ungkap Lydia.
Namun, kasus Lydia ini tidak sejanggal yang dikira.
Menurut The Epoch Times, Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) di Skotlandia mengaku bahwa banyak kasus penyimpanan organ tubuh manusia dari tahun 1970 sampai 2000.
Penyimpanan tersebut ada di banyak rumah sakit dalam wilayah hukumnya, dengan lebih dari 6000 sampel organ dan jaringan yang disimpan.
"Bahkan jika anakku diinsinerasi, aku ingin tahu.
Bahkan jika dimasukkan di dalam toples di suatu rumah sakit, aku ingin tahu."
Jika mungkin aku bisa mendapatkan anakku kembali, aku ingin mendapatkannya.
Dan jika tidak, maka setidaknya katakan padaku dimana anakku."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)