Pensiun Dini dari PNS, Pria Ini Pilih Jadi Petani Jeruk Nipis, Omzetnya Sekarang Bikin Iri
Ditemui di kebun jeruk nipisnya yang memiliki luas 1 hektar, Aspar tampak asyik memeriksa tanaman jeruk nipisnya.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: M. Syah Beni
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Memutuskan pensiun dini dari status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan pangkat terakhir golongan 4C, tidak membuat Aspar Muchtar (52) hanya berpangku tangan dan menikmati masa pensiunnya.
Mantan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir (OI) ini malah terlecut untuk terus produktif bekerja dan memilih menjadi petani jeruk nipis di lahan milik keluarganya di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara.
Ditemui di kebun jeruk nipisnya yang memiliki luas 1 hektar, Aspar tampak asyik memeriksa tanaman jeruk nipisnya.
Ia sibuk mencermati buah jeruk yang berukuran kecil, termasuk bunga buah jeruk untuk memeriksa perkembangannya.
Sementara sejumlah ibu-ibu terlihat memetik buah jeruk yang siap panen, lalu dimasukkan ke dalam ember.
Jika ember penuh, buah jeruk itu lalu dipindahkan ke dalam sebuah karung, untuk selanjutnya di jual ke pengepul, lalu didistribusikan ke berbagai daerah di luar Provinsi Sumsel, seperti Jakarta dan Jawa Barat.
Ketika ditanya alasan memutuskan pensiun dini dari PNS dan beralih menjadi petani jeruk nipis, Aspar mengatakan jika ia hanya ingin berwirausaha.
“Dan usaha yang saya pilih adalah bertani jeruk nipis,” katanya mengawali pembicaraan dengan TribunSumsel.com yang mewawancarainya, Jumat (22/9/2017).
Dilanjutkannya, alasan bapak enam anak ini memilih buah jeruk nipis karena peminat buah satu ini sangat banyak. Selain itu, tanaman jeruk nipis relatif kuat terhadap hama penyakit sehingga perawataannya tidak sulit.
Menurut Aspar, ada dua lokasi kebun jeruk nipis yang saat ini dikelolanya. Selain di Kelurahan Timbangan, ada juga kebun jeruk nipis di Desa Seribandung, Kecamatan Tanjung Batu seluas 3 hektar.
Aspar menuturkan, dari satu hektar kebun jeruk nipisnya itu bisa menghasilkan 10 karung atau 600 kilogram jeruk nipis setiap panen dua minggu sekali.
"Jeruk yang sudah dikemas dalam karung, itu nantinya akan diambil oleh pengepul dan dibeli dengan harga Rp 3000 perkilogram," ujarnya.
Dengan harga yang dipatok tersebut, Aspar mengaku bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp 1.800.000 setiap panen atau Rp 3.600.000 perbulannya.
Meski penghasilan dari kebun jeruk nipisnya belum terlalu besar, Aspar mengaku bahagia dan menikmati hidupnya sekarang sebagai petani.