Halimah Yacob - Tetap Akan Tinggal di Rumah Susun Meski Sudah Jadi Presiden Singapura
Dalam pidato pelantikannya, politisi berusia 63 tahun ini menyadari adanya silang pendapat mengenai proses dia terpilih.
Syarat-syarat umum di antaranya haruslah warga Singapura yang telah berumur sekurang-kurangnya 45 tahun, tidak pernah mengalami kebangkrutan, tidak pernah dipenjara atau didenda karena tindak kriminal.
Selain itu juga harus memiliki integritas, karakter, dan reputasi yang baik. Juga ada syarat-syarat khusus yang berpotensi menjegal bakal calon presiden yang ingin bertarung.
Untuk pejabat publik seperti Halimah harus memenuhi sejumlah syarat, salah satunya ialah telah menjabat di sejumlah posisi penting politik selama sekurang-kurangnya tiga tahun.
Sementara itu untuk bakal calon dari kalangan swasta harus memiliki shareholders equity sekurang-kurangnya 500 juta dollar Singapura.
Inilah syarat yang gagal dipenuhi dua pesaing Halimah lainnya yaitu pengusaha Farid Khan dan Saleh Marican karena shareholders equityperusahaan yang mereka pimpin tidak mencapai angka yang disyaratkan.
Posisi Presiden Singapura adalah seremonial namun jauh lebih kuat dari presiden seremonial di negara lain.
Presiden Singapura mempunyai hak veto terhadap simpanan keuangan negara dan anggaran negara, penunjukan pejabat publik seperti Ketua Mahkamah Agung (MA), Jaksa Agung, Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Tiga Angkatan.
Presiden juga dapat memveto Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan parlemen.
Calon tunggal
Bukan sekali ini pilpres Singapura berlangsung dengan calon tunggal. Pilpres 1999 dan 2005 juga dimenangkan mantan Duta Besar Singapura untuk AS, SR Nathan tanpa kontes.
Calon tunggal sendiri atau kemenangan walkover bukanlah fenomena baru di dunia politik.
Di Amerika Serikat, sejumlah anggota Kongres terutama yang sudah bertahun-tahun menjadi petahana umumnya terpilih otomatis sebagai calon tunggal tanpa pesaing.
Misalnya di tahun 2010, Senator John Thune, dari negara bagian South Dakota terpilih dengan 100 persen karena tidak ada pesaing.
Thune adalah salah satu senator ternama Partai Republik yang digadang-gadang sebagai capres masa depan.
Dia juga saat ini adalah orang nomor tiga terkuat di Senat dengan jabatannya sebagai Ketua Konferensi Senat Republiken.