Halimah Yacob - Tetap Akan Tinggal di Rumah Susun Meski Sudah Jadi Presiden Singapura
Dalam pidato pelantikannya, politisi berusia 63 tahun ini menyadari adanya silang pendapat mengenai proses dia terpilih.
Tidak ketinggalan Pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, juga terpilih dengan walkover tanpa pesaing di pemilihan parlemen 1991,1997, 2001, 2006 dan 2011.
Sosok Sederhana
Tidak banyak yang tahu jika Presiden-terpilih Singapura Halimah Yacob hidup pas-pasan di masa kecilnya.
Mantan Ketua DPR Singapura ini lahir 23 Agustus, tepatnya 63 tahun silam di Queen Street yang terletak di area Bugis.
Masa kecil seorang Halimah tidaklah mudah. Ayahnya meninggal ketika dia baru berusia delapan tahun.
Dia tinggal di rumah susun yang hanya memiliki satu kamar, bersama saudara-saudaranya.
Demi menghidupi kelima anaknya, ibu Halimah berjualan nasi padang, mula-mula dengan sebuah gerobak kecil.
Usaha itu kemudian berpindah ke Hawker, setelah mereka diberikan izin.
Walau menjadi anak yang termuda, Halimah tidak sungkan untuk membantu ibunya berjualan.
Dia rajin membantu dengan membersihkan lokasi berjualan, mencuci sendok garpu, merapikan meja-meja tempat duduk pelanggan. Halimah juga rajin melayani pelanggan.
Halimah secara luar biasa berhasil diterima di dua sekolah bergengsi di tingkat SMP dan SMA.
Dia merupakan segelintir suku Melayu yang bersekolah di SMP Chinese Girls’ School yang mayoritasnya adalah pelajar wanita beretnis China.
Tingkat SMA ditempuhnya di Tanjong Katong Girls’ School. Namun Halimah hampir saja dikeluarkan dari sekolah karena sering membolos.
Alasan utama dia bolos tidak lain adalah untuk membantu ibunya berjualan. Halimah menceritakan bagaimana momen dia hampir dikeluarkan itu sebagai masa terburuk dalam hidupnya.
Memang masa SMP dan SMA ini sangatlah sulit. Uang sekolahnya sering tertunggak karena keterbatasan ekonomi.