Halimah Yacob - Tetap Akan Tinggal di Rumah Susun Meski Sudah Jadi Presiden Singapura
Dalam pidato pelantikannya, politisi berusia 63 tahun ini menyadari adanya silang pendapat mengenai proses dia terpilih.
Dia juga harus mengerjakan tugasnya sambilan dengan membantu ibunya berjualan.
Halimah berhasil melewati masa sulit itu, dan puncaknya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singapura (sekarang National University of Singapore) yang sangat bergengsi.
Ibu dari lima anak ini menyelesaikan perkuliahannya di tahun 1978. Dia kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) atau organisasi perburuhan Singapura.
Dia memulai karirnya di divisi hukum NTUC memperjuangkan hak-hak pekerja. NTUC menjadi tempat Halimah merangkak dari bawah hingga dipilih menjadi Deputi Sekretaris Jenderal, posisi kedua terkuat di NTUC.
Tidaklah mengagetkan jika Halimah populer di kalangan buruh, karena dia memang menghabiskan karir selama 30 tahun di NTUC.
Sosok Halimah terkenal sangat sederhana. Dia tetap tinggal di rumah susun di kawasan Yishun, di utara Singapura walau sudah menjabat sebagai Ketua DPR.
Halimah melontarkan rencananya untuk tetap tinggal di rumah susun itu setelah menjabat sebagai Presiden.
Halimah dijadwalkan akan diambil sumpahnya sebagai Presiden kedelapan Singapura di Istana Kepresidenan, Rabu malam (13/9/2017).
Berita ini sebelumnya sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Ratusan Warga Singapura Rencanakan Unjuk Rasa