Ribut dengan Sesama Napi, Tahanan Alami Hal Mengerikan Ini Hingga Istri Lapor ke Polresta

Rati pun memilih melaporkan kejadian tak menyenangkan tersebut ke SPKT Polresta Palembang.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Hartati
thereporter
ilustrasi dipukuli 

Pengemis tua itu hanya bisa duduk diam, mengemis dengan tatapan matanya yang terlihat kosong dan wajah serta baju yang kotor karena debu.

Mulutnya yang gagap beberapa kali mencoba berbicara dan sewaktu dia dimarahi, dia hanya bisa berkata.

"Aku sudah salah. Maafkan saya." Tanpa ada seorang pun yang tahu apa arti dari perkataan itu.

Ibu pemilik hotel sudah kesal setiap hari harus memarahi pengemis tua ini.

"Dasar pengemis tak tahu diri! Masih aja berani duduk di depan pintu hotel ini! Jangan harap aku bakal kasih makan.

"Kalo kamu mau mati, mati sana di tempat lain jangan disini!"

Cercaan dan hinaan ini terus berlanjut sampai ke toko-toko di sebelah hotel itu. Tapi tidak ada seorang pun yang bis aberbuat apa-apa.

Akhirnya malam pun tiba dan ibu pemilik naik ke atas kasur bersama dengan suaminya sembari membawa perasaan kesal itu.

Dia mengeluh kepada suaminya yang adalah seorang supir taksi dan tidak pernah ada di hotel untuk mengurus bisnis.

Tapi ketika dia mendengar ada pengemis yang menghalangi pintu gerbang hotelnya, dia ikut emosi dan berkata,

"Pengemis tua? Berani-beraninya dia halangi usaha kita! Nggak usah bingung sayang, besok aku panggil beberapa temen untuk mukulin pengemis itu. Dia pasti ga berani dateng lagi!"

"Eh? Jangan dipukul deh. Agak kasihan juga." Kata ibu pemilik. Walaupun mereka setiap hari mencerca pengemis itu, mereka tetap tidak tega mengambil nyawa seseorang.

Akhirnya suaminya menghiburnya sambil berkata, "Udahlah. Kan cuma pengemis juga. Biarin aja. Nyawanya ga berarti."

Istrinya akhirnya berkata, "Jangan dibunuh deh. Tapi terserah kamu mau ngapain."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved