HUT ke 72 Indonesia Merdeka
Miris! 20 Tahun Mengabdi Pria Ini Tak Terima Gaji, Alasannya Bikin Nangis
Santoso mengabdi menjadi ketua yayasan Subkos Sriwijaya sejak tahun 1993 silam semenjak dirinya pensiun sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TN
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Melisa Wulandari
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Bekerja tanpa imbalan mungkin sangat jarang ditemui saat ini, namun tidak bagi H Santoso (75) Ketua Yayasan Subkos Sriwijaya Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) Kota Lubuklinggau selama 20 tahun mengabdi tanpa sepeserpun menerima gaji.
Menurutnya pekerjaan yang dilakoninya saat ini adalah bentuk pengabdian kepada negara.
Santoso mengabdi menjadi ketua yayasan Subkos Sriwijaya sejak tahun 1993 silam semenjak dirinya pensiun sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Waktu saya ditunjuk, ketika ditunjuk pribadi saya langsung mengatakan harus, karena ketika melihat gedung pejuang ini saya teringat masa lalu dengan kesadaran," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Rabu (16/8/2017).
Baca Juga: Ini Loh Alasan Kenapa Momen HUT RI Paling Ditunggu Warga Binaan, Ternyata . . .
Nekat Tidur di Masjid dengan Kondisi Begini, Pria ini Syok Saat Bangun Tiba-tiba Tubuhnya . . .
UKT Batal Dipangkas, Ini Penjelasan Rektorat Unsri
Dalam bekerja dirinya dibantu delapan orang rekannya.
Setiap hari mereka bekerja sejak pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 01.30 WIB siang.
Namun apabila ada pekerjaan lain dan kegiatan mereka akan pulang lebih sore.
Alasannya menjadi pengurus yayasan Subkos Sriwijaya karena kedua orang tuanya merupakan seorang pejuang kemerdekaan.
Dari semangat orangtuanya itulah akhirnya ia memilih menjadi seorang tentara dan ketika pensiun memilih menjadi pengurus Museum Subkos.
Laki-laki kelahiran Binjai Sumatra Utara (Sumut) ini mengungkapkan alasan lain yang membuatnya mau menjadi pengurus Museum, karena dirinya mempunyai kenangan tersendiri sewaktu masih kecil.
Sejak kecil Santoso sudah tahu sakitnya dijajah, bahkan waktu kecil ketika ada kapal terbang milik Jepang, ia langsung dibawa masuk ke dalam dalam hutan, bahkan saking takutnya ia disuruh untuk bersembunyi dalam bunker untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.