Mahasiswa UIN Raden Fatah Demo, Ajukan Empat Tuntutan Ini Pada Rektorat
Meminta kepada pihak rektorat untuk tidak melindungi oknum maasiswa yang melakukan pengeroyokan dan penusukan tersebut.
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Raayu
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN ) Raden Fatah yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan demontrasi di depan rektorat UIN Raden Fatah, Jumat (11/8/2017).
Dengan membawa bendera kuning dengan tulisan PMII dan beberapa bendera merah putih.
Para peserta aksi ini menuntut untuk menyetop kriminalisasi dan premanisme di kampus.

Ada empat tuntutan yang diajukan, yakni meminta piak rektorat untuk segera memberhentikan secara akademik terhadap Ahmad Ramadani dan Wawan beserta kawan-kawannya yang telah melakukan penganiayaan dan penusukan, dengan pembuktian surat pemberhentian terhadap oknum yang terlibat.
Meminta kepada pihak rektorat untuk menangkap pelaku pengeroyokan, penusukan agar segera diproses secara hukum oleh Aparat Kepolisian.

Meminta kepada pihak rektorat untuk mengambil alih BEM (Mencabut SK dan Membekukan) sampai dengan waktu tidak ditentukan.
Meminta kepada pihak rektorat untuk tidak melindungi oknum maasiswa yang melakukan pengeroyokan dan penusukan tersebut.
"Kami harap kasus ini dapat diselesaikan secara tuntas," ujar orator di depan para peserta aksi.
Sebelumnya diberitakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Reza (23), dirinya harus mengalami luka tusuk sebanyak 1 liang dibagian bawah punggung, Rabu (9/8/2017).
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 17.00, bermula ketika temannya Razik (22) diminta tolong oleh dosen UIN Jumanah untuk mengawasi keponakannya yang sedang mengikuti Orientasi Perkenalan Kampus (Ospek) di halaman kampus, tepatnya didekat Fakultas Syariah.
Razik datang menuju ke tempat Ospek akhirnya bertemu dengan Siska (keponakan Jumanah).
Setelah bertemu tiba - tiba Siska dihubungi oleh kakak damping Ospek yang bernama Maya Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI).
Dengan nada membentak, Maya langsung memarahi Siska.

Bermaksud ingin melerai Razik langsung mengambil alih percakapan dengan menelpon Maya melalui ponsel miliknya.