Hidup 5000 Tahun Lalu, Inilah Ras Manusia Purba yang Diyakini Penghuni Goa Harimau

Lebih dari itu juga ditemukan peninggalan-peninggalan artefak atau peralatan dan kerangka hewan sisa makanan

google.com
ilustrasi manusia purba 

I Made Griya M.Si, dari Tim Arkenas, pada acara sosialisasi rumah peradaban Gua Harimau bertempat di Gua Putri, Desa Padang Bindu memaparkan, kebhinekaan yang ada di bumi Nusantara ini bukanlah barang baru.

Percaya atau tidak, rajutan Kebhinekaan itu sudah ada sejak ribuan tahun silam. Hal ini dibuktikan dengan temuan-temuan arkeolog yang meneliti keberadaan manusia purba di Gua Harimau Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca: Sissoko Marquee Player Mitra Kukar, Bangga Menjadi Muslim dan Tetap Beribadah Selama Turnamen

“Kalau kita kaitkan dengan temuan yang ada disini (Gua Harimau,red). Rajutan kebhinekaan sudah ada sejak 5.000 tahun yang lalu,” ujarnya.

Kata I Made, jika kita lihat secara sepintas, memang gua-gua di daerah ini bisa disebut hanya semacam gua saja. Tapi jika menelisik lebih jauh lagi, disini adalah tempat peradaban masa lalu.

Apalagi di sini tumbuh budaya-budaya etnis, dan entitas-entitas yang khas.

Baca: Ditunggu Janjian Tidak Datang, Ditemui Mobil Menyala Semalam Hingga Pagi Rupanya Ini yang Terjadi

“Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan tidak hanya ditonton saja, tapi bisa dijadikan tuntunan. Karena dari sini, kita tidak hanya berbicara OKU saja, tapi disini kita berbicara Indonesia."

"Jadi, satu-satunya peran Sumsel, dalam hal ini tentunya OKU, bagaimana mengorbitkan ini menjadi penguatan kita untuk semakin mencintai peradaban kita,” katanya.

Baca: Artis Seksi ini Marah Sama Siapa ya ? Ada yang Bilang Dia Pengumbar Payudara Hingga Wanita Penghibur

Menurut Made, temuan-temuan macam ini, tentu tidak bisa dibikin kembali. Makanya tugas pihaknya (dari Arkenas,red), menurutnya berat. Terlebih untuk mencerdaskan masyarakat dari tinggalan-tinggalan peradaban yang telah diwarisi ini.

“Orang bisa bikin mobil. Tapi kalau ini rusak, ya rusak. Akar budaya kita tercabut. Nah, kalau akar saja tidak punya, bagaimana badan kita. Makanya tugas kami dari Arkenas, berat. Dalam hal ini untuk ikut mencerdaskan masyarakat dari tinggalan-tinggalan peradaban yang diwarisi,” jelasnya

Baca: Saat Akan Dimakamkan, Keluar Darah dari Dalam Peti Mati, Ternyata Jenazah Itu

Baca: 7 Hari Berada di Bandara, Kotak Kayu Misterius Dikerumuni Belatung Ini Ternyata Isinya

Baca: Gua Putri Makin Memprihatinkan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved