Hidup 5000 Tahun Lalu, Inilah Ras Manusia Purba yang Diyakini Penghuni Goa Harimau
Lebih dari itu juga ditemukan peninggalan-peninggalan artefak atau peralatan dan kerangka hewan sisa makanan
lihat foto
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Retno Wirawijaya
TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA- Prof Truman Simanjuntak mengatakan, selama melakukan penelitian di Gua Harimau yang terletak di Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), sudah ditemukan 81 kerangka manusia yang hidup 4000 sampai 5000 tahun lalu.
Baca: Disaat Kondisi Julia Perez Semakin Memburuk, Panggilan Kesayangannya ini Tiba-tiba Ditulis Gaston
Diyakini ras mongoloid. Kerangka ditemukan terkubur beragam posisi.
“Lebih dari itu juga ditemukan peninggalan-peninggalan artefak atau peralatan dan kerangka hewan sisa makanan."
"Seperti halnya alat dari batu yang digunakan untuk pemotong, (pengganti benda tajam saat ini, red), dan kerang serta hewan darat dan laut."
Baca: Kisah Penumpang Kereta Api, Sosok Pria di Foto ini Menggesekkan Itunya ke Penumpang Perempuan
"Kerangka-kerangka hewan ini diyakini hewan yang menjadi konsumsi makanan mereka saat itu. penanggalanya sekitar 22 ribu tahun lalu,” kata Prof Simanjuntak.
Dengan banyaknya ditemukan serpihan batu, yang digunakan sebagai alat pemotong, yang digunakan pada 22 ribu tahun lalu itu, artinya bisa disimpulkan kata Prof Truman kehidupan di Gua Harimau sudah ada sejak zaman batu.
Baca: Apes ! Niat Mau Mencopet, Eh Ternyata yang Dicopet Orangnya Begini !
Mengingat hal ini mereka terus melakukan penggalian dan penelitian untuk menemukan peradaban yang lebih tua hingga 60 ribu tahun lalu.
“Saya yakin itu. Sampai saat ini memang terputus, kita belum menemukan kerangka baru. Bukan berarti tidak ada lagi, melainkan karena keterbatasan kita dalam melakukan penggalian."
Baca: Ngeri ! di Dalam Perut Wanita India Tersimpan Benda Aneh ! Bentuknya Mengejutkan
"Jika ditemukan lagi, penemuan peradaman 60 ribu tahun lalu, maka penemuan penelitian di Gua Harimau Baturaja OKU itu nantinya menjadi penemuan tertua di sumatera. Bahkan peradapan homosapiens pertama.
“Ini yang kami kejar dan lakukan penelitian terus menerus. Jika ini ditemukan maka menegaskan peradapan tertua ada di Sumatera dan di OKU Sumsel ini,” jelas Prof Truman sementara ini penemuan peradaban tertua di Indonesia ada di Pulau Jawa berusia 40 ribu tahun lalu.
Baca: Pelatih SFC : Tanpa Kekuatan Penuh, Semen Padang Tetap Lawan Tangguh
I Made Griya M.Si, dari Tim Arkenas, pada acara sosialisasi rumah peradaban Gua Harimau bertempat di Gua Putri, Desa Padang Bindu memaparkan, kebhinekaan yang ada di bumi Nusantara ini bukanlah barang baru.
Percaya atau tidak, rajutan Kebhinekaan itu sudah ada sejak ribuan tahun silam. Hal ini dibuktikan dengan temuan-temuan arkeolog yang meneliti keberadaan manusia purba di Gua Harimau Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca: Sissoko Marquee Player Mitra Kukar, Bangga Menjadi Muslim dan Tetap Beribadah Selama Turnamen
“Kalau kita kaitkan dengan temuan yang ada disini (Gua Harimau,red). Rajutan kebhinekaan sudah ada sejak 5.000 tahun yang lalu,” ujarnya.
Kata I Made, jika kita lihat secara sepintas, memang gua-gua di daerah ini bisa disebut hanya semacam gua saja. Tapi jika menelisik lebih jauh lagi, disini adalah tempat peradaban masa lalu.
Apalagi di sini tumbuh budaya-budaya etnis, dan entitas-entitas yang khas.
Baca: Ditunggu Janjian Tidak Datang, Ditemui Mobil Menyala Semalam Hingga Pagi Rupanya Ini yang Terjadi
“Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan tidak hanya ditonton saja, tapi bisa dijadikan tuntunan. Karena dari sini, kita tidak hanya berbicara OKU saja, tapi disini kita berbicara Indonesia."
"Jadi, satu-satunya peran Sumsel, dalam hal ini tentunya OKU, bagaimana mengorbitkan ini menjadi penguatan kita untuk semakin mencintai peradaban kita,” katanya.
Baca: Artis Seksi ini Marah Sama Siapa ya ? Ada yang Bilang Dia Pengumbar Payudara Hingga Wanita Penghibur
Menurut Made, temuan-temuan macam ini, tentu tidak bisa dibikin kembali. Makanya tugas pihaknya (dari Arkenas,red), menurutnya berat. Terlebih untuk mencerdaskan masyarakat dari tinggalan-tinggalan peradaban yang telah diwarisi ini.
“Orang bisa bikin mobil. Tapi kalau ini rusak, ya rusak. Akar budaya kita tercabut. Nah, kalau akar saja tidak punya, bagaimana badan kita. Makanya tugas kami dari Arkenas, berat. Dalam hal ini untuk ikut mencerdaskan masyarakat dari tinggalan-tinggalan peradaban yang diwarisi,” jelasnya
Baca: Saat Akan Dimakamkan, Keluar Darah dari Dalam Peti Mati, Ternyata Jenazah Itu
Baca: 7 Hari Berada di Bandara, Kotak Kayu Misterius Dikerumuni Belatung Ini Ternyata Isinya
