Wejangan Mantan Penasehat KPK ini Terbukti !, Novel Baswedan Kena Musibah !

Biasa bentuk teror seperti itu. Itu sudah sering, ada yang ditabrak, patah kakinya. Ini cuma bom buat-buatan

Tribunwow
Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi, Abdullah Hehamahua dan Penyidik KPK Novel Baswedan 

Menurutnya, teror yang menimpa anggota KPK merupakan hal yang biasa.

"Biasa bentuk teror seperti itu. Itu sudah sering, ada yang ditabrak, patah kakinya. Ini cuma bom buat-buatan," ujar Abdullah di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Abdullah juga memperkirakan anggota KPK akan menerima teror-teror kedepanya.

Abdullah menilai, teror tersebut merupakan salah satu upaya lanjutan para koruptor untuk melemahkan KPK.

Saat itu Abdullah mengtakan bahwa KPK telah meningkatkan pengamanan kepada pegawainya, termasuk penyidik, namun KPK tetap tidak bisa menangkal niat jahat untuk melawan pemberantasan korupsi.

"Ini bukan soal peningkatan keamanan, tapi kesadaran semua pihak, khususnya pemerintah dan teman-teman penegak hukum lain, untuk bersama-sama memberantas korupsi. Jadi korupsi harus dijadikan musuh bersama," kata Abdullah.

Kini, Selasa (11/4/2017) penyidik senior komisi pemberantasan korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal.

Kejadian tersebut sekitar pukul 05.10 WIB saat dirinya pulang melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Al Ikhsan, jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dua orang yang melakukan penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan tersebut mengendarai sepeda motor dan langsung melarikan diri.

Novel langsung dilarikan ke rumah sakit Mitra Keluarga Kelapa gading guna mendapatkan pertolongan pertama.

Air keras tersebut menyebabkan bengkak di area mata dan luka dibagian kening.

Tak Dikawal Marinir

Menurut penuturan beberapa warga, pemandangan ini berbeda terjadi saat Novel ramai diberitakan menjadi Kasatgas penyidikan kasus korupsi proyek Simulator SIM Korlantas Polri pada 2012 lalu.

Melansir Tribunnews.com, saat itu aktivitas Novel, termasuk di sekitar rumah, selama tiga bulan dikawal khusus prajurit TNI Angkatan Laut.

"Enggak seperti dulu. Dulu kan dijagain anggota Marinir. Ini enggak dijagain sama sekali. Dulu kalau Pak Novelnya di rumah bisa dua sampai empat orang Marinir," kata Ketua RT tempat tinggal Novel, Wisnu Broto, di lokasi kejadian.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved