Misteri Guci dari Abad ke 14

Guci Keramat di Desa Muara Medak, Jika Bisa Memeluk Guci Keinginan Bisa Terwujud

Rumah tempat penyimpanan guci ini berupa bangunan panggung. Rumah bewarna manggis ini masih kokoh dan tampak terawat.

Editor: M. Syah Beni
tribunsumsel.com
guci keramat 

Nek Amna menjelaskan beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk berinteraksi dengan “penghuni” guci itu. 

Saat berinteraksi itu lah dipersilakan untuk mengajukan sebuah permintaan supaya bisa dikabulkan.

"Didalam ada Datuk Cheng namanya, nanti duduk bersila, kemudian dirangkul, mudah mudahan kedua jari tangan bisa sampai bertemu," jelasnya

Nen Amna dan pria yang ingin permintaannya dikabulkan itu duduk berhadapan, keduanya hanya terhalang guci.

Tidak menunggu lama, Nek Amna melafaskan beberapa bacaan yang terdengar samar samar.

Sambil mulutnya terus berucap, tangannya menuangkan minyak khusus di telapak tangan.

Minyak itu kemudian diusap ke badan dan mulut guci.

"Coba baca Alfatihah, setelah itu nanti coba dipeluk guci ini," ucap Nek Amna sembari meneteskan minyak ke dalam guci.

Setelah meletakkan botol minyak, Nek Amna yang memakai jilbab biru dan kain pagi itu segera memegang kedua tangan pria yang minta keinginan terkabul itu.

Ia berusaha membantu mempertemukan kedua ujung jarinya.

Dalam posisi memeluk guci, pria itu diminta untuk menyampaikan permohonan dalam hati.

Setelah itu, pria itu mengambil uang dan memasukkannya ke guci.

Menurut Nek Amna, tangan orang pada beberapa kali interaksi tidak seluruhnya dapat bertemu (memeluk guci).

Sekalipun orang itu jangkung dan memiliki tangan panjang.

"Tidak seluruhnya bisa memeluk dengan jari kedua tangan sampai bertemu, kalau niat kita baik Insya Allah dikabulkan," pungkasnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved